MOTOR Plus-online.com - Ajang balapan di trek lurus emang enggak ada matinya.
Bukan tanpa sebab, walaupun penuh resiko tapi uang yang dihasilkan lumayan besar.
Dari hasil taruhan, bikin nama bengkel yang menang kian berkibar di arena balap sejauh gopek (500) meter.
Bahkan uang taruhan sampai tembus angka Rp 100 juta, motornya aja enggak sampai segitu harganya.
Hasil FP3 MotoGP Jepang 2018: Valentino Rossi Belum Aman, Andrea Dovizioso Kembali Berkuasa
Kalau sudah gila balap mau gimana lagi ya bor? Hehe... Mau tahu korekan Kawasaki Ninja 150 menang Rp 100 juta.
Kawasaki Ninja 150 bengis ini dikerjakan bengkel Tekno Tunner yang bermarkas di Jalan Kembangan Baru No. 33, Jakarta Barat, memang sudah terkenal joss.
Sudah dibuktikan dengan oprekannya di motor pabrikan Kawasaki yang sebelumnya, bisa main di ajang balap trek lurus dan di sirkuit.
Yang dilakukan pada bagian ini adalah head dipapas sebanyak 0,4 mm dan squish band dibikin 6,5 mm guna mengejar kompresi mesin yang diinginkan.
Akhirnya Terbongkar Kecurangan Pom Bensin di Bandung, Dipasang Alat dan Tombol Khusus
Silinder masih dijejali piston standar berdiameter 59 mm.
Trus, lubang exhaustnya dibikin memiliki tinggi 30 mm dari bibir liner dan lebarnya 40 mm.
Transfer port dibikin sama dengan lebar exhaust yaitu 40 mm.
Dengan komposisi perhitungan angka tersebut, menghasilkan kompresi sebesar 7,2:1 untuk Kawasaki Ninja 150 menang Rp 100 juta.
Masih tetap pakai karbu bawaan pabrik yaitu Keihin PWL.
Namun yang aslinya memiliki lubang venturi berdiameter 26 mm, direamer jadi 33 mm.
Sedangkan setingan pilot jet dan main jet dibikin 60/160, dialiri bahan bakar Pertamax Plus yang dicampur dengan oli samping Castrol 747 dengan perbandingan 1:25.
“Gue masih pake karbu bawaan karena kalo main spek standaran.
Jadi, cukup direamer aja,” ucap Hanafi Lim akrab disapa Hanhan punggawa bengkel Tekno Tuner.
Data Modifikasi:
Ban belakang: IRC Eat My Dust 60/80-17
Ban depan: FDR Drax 50/90-17
Radiator: Honda RS 125
Silincer: Yasuni Carbon.
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR