MOTOR Plus-online.com - Marc Marquez memberikan alasan kenapa ia memilih mencium pipi fan daripada berdiri di balkon untuk merayakan kemenangannya.
Menurutnya, caranya merayakan gelar juara dunia ketujuh yang dilakukannya di tanah kelahirannya, Cervera, Spanyol itu lebih bermakna.
Marc Marquez memang tidak berada di atas balkon dan menyapa penggemarnya dari atas ketika merayakan gelar juaranya kali ini.
Ternyata, ada alasan sendiri mengapa Marquez yang memilih untuk tidak naik ke balkon seperti perayaan gelar juara pada umumnya.
Line Up Pembalap MotoGP Musim 2019, Dani Pedrosa Hengkang, 5 Tim Belum Dapat Pembalap
Era Baru MotoGP Musim 2019, Moto-E Jadi Balap yang Paling Ditunggu, Spek Mesinnya Bikin Melongo
"Saya memilih menggunakan waktu perayaan ini untuk menandatangani atau memberikan beberapa ciuman (di pipi) kepada mereka yang memintanya," kata Marquez yang dikutip dari Marca.
Lebih lanjut, Marc Marquez juga mengaku pada perayaan gelar juaranya kali ini dia ingin berada lebih dekat dengan para penggemarnya.
"Tujuan saya di pesta perayaan gelar ini adalah berada sedekat mungkin dengan fan," tutur The Baby Alien.
"Saya berhasrat ingin menggelar perayaan seperti ini untuk musim selanjutnya dan terlibat sebanyak mungkin dengan fan," ujar dia menambahkan.
Bukan Lap atau Tisu, Sebelum Pakai Sarung Tangan Pembalap MotoGP Keringkan Tangan Pakai Alat Ini
Ngeri, Detik-detik Rem Truk Blong Seruduk Warga, Motor Matic Remuk Terlindas
Marc Marquez dipastikan menjadi juara MotoGP 2018 saat memenangi seri MotoGP Jepang 2018 lalu.
Andrea Dovizioso yang menjadi pesaing terdekat Marquez terjatuh di balapan yang digelar di Twin Ring Motegi itu sehingga perolehan poin Marquez tak terkejar lagi.
Meski begitu, Marquez, Dovizioso, dan pebalap MotoGP lainnya masih akan tampil sekali lagi pada musim ini saat seri pamungkas digelar di Valencia, Spanyol.
MotoGP Valencia 2018 menurut rencana akan digelar di Sirkuit Ricardo Tormo pada 16-18 Februari 2018.
| Source | : | bolasport.com |
| Penulis | : | Ahmad Ridho |
| Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR