MOTOR Plus-online.com - Sebelum membuat knalpot racing untuk motor kesayangan, wajib tahu 3 hal ini dulu.
Soalnya pembuatan knalpot racing enggak cuma berhubungan sama suara saja, tapi juga sama performa motor.
Jadi tentunya enggak boleh asal dalam membuat knalpot racing.
1. Diameter leher knalpot
"Penggunaan leher knalpot berdiameter besar belum tentu cocok untuk performa dan suara," buka Wawan WRC, owner Wawan Racing Concept (WRC) di Depok, Jawa Barat.
Resmi Tinggalkan Honda, Dani Pedrosa Mau Nangis Diperlakukan Seperti Ini Saat Menuju Paddock
Hati-hati, Ketiga Merek Pelumas Ini Paling Sering Dipalsukan
Pembuatan leher knalpot racing menyesuiakan dengan kebutuhan.
"Makanya harus menyesuaikan dengan kondisi klep dan diameter seher," lanjut pria yang akrab disapa Wawan WRC.
"Misalnya kalau buat harian atau turing, diameter leher knalpot enggak usah gede-gede," sahutnya lagi.
Biasanya pria asal Purbalingga ini membuat diameter leher knalpot enggak lebih dari 5 mm dari diameter standar.
Ini Dia Fasilitas Mewah Yang Ada Di Kawasaki Greentech Plaza Pekanbaru
"Misalnya Honda Sonic 150R itu pakai diameter leher knalpot luar dari 26 sampai 28 mm mengikuti kondisi klep dan sehernya," jawab Wawan.
2. Panjang leher knalpot
Kemudian panjang atau pendeknya leher knalpot racing juga mempengaruhi karakteristik mesin motor.
"Kalau lehernya terlalu panjang berarti putaran mesin bagian atas juga panjang," sahut Wawan WRC.
"Kalau buat harian enggak terlalu enak, kecuali buat road race atau drag race di sirkuit yang panjang juga ya," jawabnya lagi.
Maklum karena kondisi jalanan Ibukota memang enggak cocok dengan nafas atas yang panjang.
Soalnya baru jalan sedikit saja sudah kena macet.
"Paling enak panjang leher knalpot standar saja, tapi lehernya saya buat lurus, biar pembuangannya makin lancar," sahutnya lagi.
3. Pilih bahan yang bagus
Menurut Wawan WRC penggunaan bahan sebenarnya enggak mempengaruhi performa secara besar untuk penggunaan harian.
"Kalau buat harian saja sih enggak begitu terasa antara yang stainless steel dengan plat besi. Kecuali buat drag race atau road race ya," sahut Wawan.
"Pakai stainless steel saja juga cukup, perawatannya mudah, minim karat dan murah," pungkasnya.
Apalagi di musim penghujan saat ini, menurut Wawan WRC knalpot Stainless Steel bisa diandalkan.
Tetapi kalau buat balap bisa intip knalpot berbahan titanium.
Selain lebih cepat dalam melepas panas, bahan titanium sangat ringan yang babagus buat memangkas bobot motor.
Source | : | GridOto.com |
Penulis | : | Fadhliansyah |
Editor | : | Fadhliansyah |
KOMENTAR