MOTOR Plus-online.com - Imran (20), seorang mahasiswa mengalami peristiwa pembegalan hingga tangan kirinya terpotong pada hari Minggu, 25 November sekitar pukul 23.50 WITA.
Lokasi kejadian di Jalan Datu Ribandang 2, di samping Pesantren Muhammadiyah Syuhada Kecamatan Tallo Makassar.
Dari keterangan polisi, korban melintas di lokasi menggunakan motor matik Mio Soul hitam DD 4215 OV.
Tiba-tiba saja Imran diikuti dua pelaku.
Harta Karun Langka, Yamaha RX King 1996 Teronggok Rusak Penuh Debu, Netizen Sedih
Banderol Kawasaki Ninja 250 SL Terbaru Turun, Setara dengan Harga Ninja 250 Tahun 2015
Pelaku yang diketahui juga mengendarai motor berboncengan memakai motor matik BeAT putih memepet korbannya yang sementara menelpon.
Pengakuan korban, dua pelaku sempat minta handphonenya, tapi karena korban tidak mau, pelaku itu langsung memukul korban dan memotong tangan korban dengan parang.
Setelah dipukul, korban meninggalkan motornya di TKP, sehingga pelaku mengejar korban dengan motor dan langsung memaranginya.
Saat diparangi korban menangkis dengan tangan kiri sehingga pergelangan tangan kiri korban putus.
Usai Tes Pramusim MotoGP, Komentar Valentino Rossi Bikin Tim Yamaha Memanas
Setelah diparangi, pelaku memaksa korban memberikan ponselnya.
Setelah mengambil ponsel tersebut, pelaku melarikan diri.
Yang bikin ngilu, potongan ditemukan warga masih bergerak dan berlumuran darah.
Seorang warga bernama Said menunjukkan foto potongan tangan yang ia temukan di aspal.
Gara-gara Paralon, Pemotor Meninggal Dunia Di Jembatan Ampel, Pekalongan
"Awalnya dikira korban mutilasi, karena itu tangannya terputus," ujar salah satu warga Jl Ribandang, Sahid (26/11/2018).
"Tangannya itu masih bergerak-gerak, itu darahnya juga masih keluar. Tapi korban waktu itu sudah dibawa ke rumah sakit, tangannya yang tertinggal," jelas Said.
Artikel serupa telah tayang di tribun-timur.com dengan judul BREAKING NEWS: Temukan Tangan Imran Korban Begal, Warga Tallo Kira Korban Mutilasi
Source | : | Tribun Timur |
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR