MOTOR Plus-online.com - Mesin motor-motor sekarang sudah dibuat dengan presisi.
Jarak antar komponen jadi lebih rapat alias presisi.
"Untuk itu perlu pelumas yang encer agar bisa masuk ke celah-celah sempit antar komponen tersebut," jelas Magdalena Naibaho, Marketing Manager PT Total Oil Indonesia.
Ini yang membuat setiap pabrikan motor sekarang merekomendasikan menggunakan oli encer atau SAE lebih kecil.
Semakin presisi atau sempit antar komponen, mesin modern membutuhkan pelumas yang semakin encer.
Tapi, seiring pemakaian dan usia motor bertambah, celah antar komponen mesin bertambah lebar. Karena gesekan yang terus-menerus antar part mesin tersebut.
Otomatis penggunaan pelumas juga perlu menyesuaikan.
Asalnya pakai yang encer, beralih menggunakan pelumas yang lebih kental.
Selain bisa mengurangi gesekan, juga meredam suara mesin yang sudah mulai kasar.
Penggantian oli dengan yang lebih kental setelah masa garansi mesin motor sudah habis. Sekitar 3-5 tahun seperti masa kredit lunas.
Lebih detail lagi, jika melihat sejarah motor di Indonesia dan hubungannya dengan penggunaan pelumas sesuai anjuran pabriknya.
Terdapat tiga era pemakaian pelumas.
Pertama, tahun 80-an sampai 2008-nan. Pelumas yang dipakai SAE 20W-50, seperti dipakai di motor Suzuki Shogun 110, Supra X 100, Revo 100, Supra Fit, Win 100, Karisma.
Kedua, di tahun 2008 sampai 2010-an akhir muncul pemulas SAE 20W-40, SAE 15-40.
Pelumas tipe ini kebanyakan diproduksi oleh pabrik non pelumas genuine pabrikan motor.
Bisa dibilang pelumas aftermarket, bagi yang kurang puas dengan performa pelumas keluaran APM motor.
Untuk penyuka tarik-tarikan atau kecepatan seperti anak muda.
Ketiga, tahun 2010 sampai sekarang. Masuk era motor injeksi, kebanyakan pabrikan motor merekomendasikan oli mesin SAE 10W-30.
Banyak juga pelumas SAE 10W-40 dijual oleh oli aftermarket.
KOMENTAR