MOTOR Plus-online.com - Maraknya aksi balap liar akhir-akhir ini membuat prihatin sebagian orang.
Selain mengadakan balap bukan pada tempatnya, aspek keselamatan juga di anggap remeh bagi para pelakunya.
Seperti salah satu joki seksi Jesika Amelia yang mengalami kecelakaan pada Sabtu (19/1/2019) kemarin.
Berikut ini, beberapa fakta yang diabaikan oleh dirinya yang menyebabkan kecelakaan.
Baca Juga : Joki Seksi Jesika Amelia Kecelakaan, dari Awal Kelihatan Cara Startnya Aneh
Baca Juga : Waspada! Buntut Bentrok Debt Collector di Bogor, Ada yang Siap Balas Dendam, 12 Mobil Siaga
1. Tidak Pakai Helm
Jesika enggak pakai helm saat ngegas motor yang punya mesin kencang.
Helm ini berguna untuk melindungi organ vital seperti kepala dari resiko hal-hal yang tidak diinginkan.
Bejek gas motor seperti Kawasaki Ninja 150 tanpa helm kalau sudah jatuh ya, minimal gegar otak.
2. Tanpa Safety Gear
Jesika tidak menggunakan safety gear yang lengkap, minimal jersey, sarung tangan dan celana panjang.
Sebaliknya, dirinya malah menggunakan pakaian minim yang bisa dibilang lebih pantas dipakai ke acara pesta.
Baca Juga : Wakil Bupati Trenggalek yang Hilang, Enggak Tahunya Mesra Banget dengan Istrinya Kalau Pakai Motor
3. Pakai Hak Tinggi
Jesika menggunakan high heels alias sepatu hak tinggi saat balap.
Padahal sepatu hak tinggi atau high heels saat naik motor itu berbahaya dan bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas.
"Kalau berkendara dengan motor pakai sepatu seperti itu (hak tinggi) jelas berbahaya, karena posisi kaki dengan pedal rem dan gigi tidak seimbang," kata Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Center (JDDC).
"Kalau harus melakukan pengereman mendadak jelas sangat sulit dan bisa terjadi kecelakaan," ulasnya.
Baca Juga : Eits, Yamaha Scorpio Masih Eksis Lo di Brasil, MT-25 Kalah Canggih
4. Skill Enggak Bagus
Terakhir, dirinya bukan merupakan pembalap profesional yang minim dengan pengalaman.
Itu terlihat saat melakukan start tanpa kuda-kuda dan tidak bisa mengatur RPM.
Selain itu, posisi ridingnya tidak menunduk alias tegak seperti orang yang naik motor sehari-hari.
Satu lagi, terlihat dari perpindahan gigi yang tidak mulus sehingga sempat miss dalam pengoperan giginya.
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Niko Fiandri |
KOMENTAR