Namun, jika mengacu pada buku pemakaian flowbench keluaran Superflow SF-110/120, ini sangat bagus.
Dalam buku keluaran Superflow, dijelaskan kalau kebanyakan mesin balap yang sudah ada punya flow di lubang buang 80% - 90% dari lubang isap.
Baca Juga : Motif Helm Baru Scott Redding Bikin Ketawa, Bagian Depan Paling Lucu
Angka ini dianggap terlalu besar.
Dari tes yang dilakukan, power tidak bisa berkembang jika flow lubang buang lebih besar dari 60% flow intake.
Biar enggak bingung, MOTOR Plus pernah tanya ke M. Iman Santoso yang jebolan Politeknik Mekanik Swiss.
Dia juga pernah melakukan riset langsung di motor lokal seperti Yamaha Mio.
Baca Juga : Takjub! Pengusaha Bandung Koleksi Puluhan Motor Yamaha RX-King Langka
Kata Iman, kalau berpatokan pada buku Four Stroke Performance Tuning karya A. Graham Bell, besarnya diameter payung klep buang 0,80–0,85 dari diameter klep isap.
Tapi, Iman punya patokan sendiri dari hasil risetnya.
“Kalau untuk motor matik lokal, pasnya 0,80–0,83 dari diameter klep isap,” tegas Iman yang dulu bergabung di komunitas skubek Vertex Bandung, Jawa Barat itu.
Jadi, jika dari regulasi klep isap diperbolehkan maksimal 28 mm, tinggal dikalikan saja dengan 0,80-0,83 mm.
Jika diambil dari rata-ratanya, 0,82x28 = 22,96 atau 23 mm.
Begitupun kalau pakai klep isap 27 mm. Maka klep ex yang optimalnyanya 22,5 mm.
Artikel ini sudah dimuat di Tabloid MOTOR Plus edisi 872 th 2015
Source | : | MOTOR Plus |
Penulis | : | Motorplus |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR