MOTOR Plus-online.com - Tindakan main hakim sendiri kepada seseorang adalah perlakuan tidak benar di depan hukum.
Kalau ada oknum yang telah melakukan tindakan pencurian dan tertangkap basah sebaiknya serahkan ke polisi.
Tidak perlu langsung menghakimi atau mengeksekusinya dengan memukuli pelaku pencurian hingga tewas.
Alhasil, hukum malah berbalik kepada pelaku main hakim sendiri.
Seperti yang terjadi pada dugaan penganiayaan dialami oleh dua orang korban saat sedang berada di salah satu Kampus di Kota Medan, dituduh sebagai maling motor.
Baca Juga : Kasus Oknum Polisi Main Tilang Motor Lampu AHO, Akhirnya Bikin Miris
Baca Juga : Bekasi Mencekam! Video Dua Kelompok Geng Motor Tawuran, Darah Berceceran di Aspal
Kakak sepupu korban yang menshare peristiwa itu, berinisial FS menceritakan bahwa bagi siapapun yang mengenal orang-orang yang melakukan tindak penganiayaan dalam video, tolong segera mengabari dirinya.
"Sepupu saya Stefanus Sihombing bersama temannya Silalahi dituduh maling sepeda motor."
"Padahal sepeda motor itu milik sendiri. Karena tidak membawa STNK," tulis FS di akun sosmed Instagram miliknya, Rabu (20/2/2019).
"Kejadian terjadi sekitar pukul 18:00 WIB di salah satu universitas di Medan."
"Mereka dianiaya hingga meninggal dan sekarang sedang menjalani otopsi dan kami telah membuat laporan ke Polsek Percut Sei Tuan," sambungnya.
Baca Juga : Agar Gak Mogok Motor Injeksi Kudu Cek Dan Ganti Filter Fuel Pump, Kapan Jadwalnya?
FS mengimbau mohon bantuannya teman-teman agar keadilan dapat ditegakkan dan para pelaku dapat ditangkap.
1. Terutama pria berbadan gemuk memakai baju biru dongker
2. Para satpam
3. Pria dengan topi kemeja batik biru dan jeans hitam
4. Pria dengan jaket hoodie biru dongker
Saat dihubungi via sosmed, FS membenarkan bahwa sepupunya telah meninggal dunia.
Diduga akibat penganiayaan yang dialami di salah satu Universitas di Kota Medan.
Baca Juga : Kabar Gembira, Ada Cara Baru Tambal Ban Tubeless, Udah Gak Zaman Main Tusuk
Namun saat ditanya lebih jauh, bagaimana kronologis kejadian yang menyebabkan hingga sepupunya itu meregang nyawa, FS belum mau menceritakan hal itu.
"Saya belum bisa jawab, nanti setelah penyidikan selesai saya upload di IG. Saya belum tahu kronologis awal yang benar. Karena banyak yang simpang siur," ucap FS.
"Saya sebenarnya belum tahu apa maksud adik saya dan temannya pergi ke Unimed," sambungnya.
Lebih lanjut, FS mengaku belum bisa berkomentar lebih banyak. Karena masih menunggu hasil autopsi.
Baca Juga : Tanggapan Kapolres Atas Beredarnya Video Oknum Polisi Menilang
"Korban umurnya 20 tahun, ia meninggal di lokasi," tuturnya.
Hingga kini penyebab Stefanus Sihombing dan temannya yang bermarga Panjaitan, yang mendapatkan penganiayaan lantaran dituduh melakukan pencurian masih menjadi misteri.
Keduanya korban tewas namanya Joni Pernando Silalahi (30) dan Steven Sihombing (21).
Mereka tewas setelah mendapat penganiayaan setelah dituduh mencuri helm.
Joni dan Steven merupakan warga Jalan Tangkul I Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Medan Tembung.
Baca Juga : Udah Tanda Tangan Kontrak! Indonesia Sah Jadi Host MotoGP 2021?
Mereka diduga melakukan pencurian helm di Kampus Unimed Jalan Selamat Ketaren/Pasar V Timur Desa Medan Estate, Kecamatan Percutseituan, Selasa (19/2/2019) sore.
Video amukan massa pun viral di jejaring sosial, pantauan Tribun Medan dalam video tersebut, para pelaku dengan kondisi sekarat.
Pada Rabu sore beredar di WhatsApp sejumlah awak media ada 3 vidio kedua terduga pelaku saat dimassa.
Pada video yang berdurasi 6 detik, terlihat sejumlah sekuriti berpakian dinas menangkap seorang pelaku dan kemudian memukul wajah dan menendang tubuh pelaku.
Pada video kedua dan ketiga yang berdurasi 27 serta 29 detik, terlihat kedua pelaku dalam posisi tubuh tengkurap dan tangan terikat ke belakang serta tak berdaya lagi.
Baca Juga : Intip Dari Dekat, Sirkuit Mandalika Jadi Host MotoGP Indonesia 2021
Massa sesekali menendang pelaku. Terlihat seorang wanita berupaya melarang, namun massa tetap menghakimi pelaku yang juga menjadi tontonan.
Di mana kedua pelaku kemudian dibawa ke RS Haji, namun nahas, akibat luka parah di sekujur tubuhnya kedua pelaku dikabarkan meninggal dunia.
Informasi yang dihimpun pada Rabu (20/2/2019), sebelumnya aksi main hakim itu terjadi, Selasa sore.
Seorang mahasiswa dan mahasiswi yang baru selesai berolahraga di lapangan Kampus menuju parkiran sepedamotor dan berniat pulang ke rumahnya masing-masing.
Namun keduanya terkejut lantaran helm yang mereka letak di atas sepedamotor telah raib.
Baca Juga : Banyak Yang Belum Tahu, Siapa Tuh ITDC Yang Gelar MotoGP Indonesia 2021?
Di lokasi terpisah, seorang pria mengarahkan keduanya ke pos sekuriti lantaran ada dua terduga maling helm yang sedang dihakimi oleh para mahasiswa dan warga setempat.
Kedua pelaku tersebut tampak sekarat dan tidak sadarkan diri.
Pasca kejadian main hakim sendiri, petugas Reskrim Polsek Percutseituan yang mendapat informasi, langsung menuju ke lokasi.
Kedua pelaku yang diamuk massa sempat dibawa ke RS Haji untuk mendapat perawatan medis.
Namun miris, akibat luka serius di tubuh kedua pelaku akhirnya tewas.
Petugas kemudian mengevakuasi jasad kedua terduga pencuri itu ke RS Bhayangkara Medan untuk kepentingan otopsi.
Baca Juga : Gak Perlu Jingkat Lagi, Begini Bikin Pendek Jok Kawasaki Ninja 250SL
Terpisah, Kapolsek Percutseituan Kompol Faidil Zikri yang dikonfirmasi membenarkan terkait tewasnya Jhoni Pernando dan Steven.
Keduanya dituduh mencuri dua buah helm lalu dimassa dan akhirnya meninggal di RS Haji.
"Untuk kedua korban, M Arif Gunawan Siregar dan Riana Pratiwi sudah dimintai keterangannya," ujar Kapolsek, Rabu (20/2/2019).
Disinggung soal oknum petugas keamanan kampus (sekuriti) Universitas Negeri Medan diduga turut serta melakukan penganiayaan terhadap kedua pelaku polisi belum bisa memastikan.
Begitu juga soal informasi yang beredar bahwa salah satu korban yang meninggal dunia akibat diamuk massa merupakan anak polisi.
Baca Juga : Viral! Video Oknum Bogem Mentah Tukang Parkir, Ini Kata Dishub Bandung
"Belum tahu soal itu karena belum ada laporan," kata Kompol Faidil Zikri
itu.
"Keduanya diduga melakukan pencurian helm," kata Faidil, Rabu (20/2/2019)
Jasad Joni dan Steven sudah dibawa ke RS Bhayangkara Medan untuk kepentingan autopsi.
"Kasus ini masih terus kita selidiki. Korban yang kehilangan helm juga sudah dimintai keterangan," tukas Faidil.
Terpisah, Tribun Medan mengkonfirmasi amukan massa yang diduga beberapa oknum pengamanan kampus terlibat kepada Humas Unimed, M Surip.
Baca Juga : Sudah Satu Hati, Lorenzo Pengin Pensiun MotoGP di Tim Repsol Honda
Ia mengatakan, info petugas keamanan kampus, kejadianya benar pada Selasa petang kemarin (19/2/2019).
"Ada dua pelaku curanmor dihakimi massa di kampus, infonya beberapa ptugas keamanan dan beberapa mahasiswa sudah mengintai dua orang pelaku untuk bisa menangkap tangan curanmor."
"Mereka ketangkap tangan mencuri motor dan helm. Karena di kampus sudah sering motor mahasiswa dan pegawai hilang, jadi para mahasiswa serta petugas keamanan sudah sangat geram," ujarnya.
Di pintu keluar sudah ditunggu petugas keamanan, sambung Humas, serta beberapa mahasiswa.
Baca Juga : Mitos Apa Fakta, Fuel Pump Motor Masalah Kalau Tangki Bensin Kosong?
Dan saat itu juga pelaku dihakimi massa mahasiswa.
"Petugas keamanan dengan cepat melapor polisi dan berupaya mengamankan pelaku agar tidak trus dihakimi massa.
Tapi masa mahasiswa tak terbendung. Saat polisi datang pelaku langsung dibawa ke RS oleh polisi Percutseituan,"pungkasnya.
Berikut tayangan video aksi penganiayaan main hakim sendiri berikut.
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Detik-detik Dua Pemuda Tewas Dianiaya Dituduh Maling Motor, Keluarga Minta Pelaku Ditangkap
Source | : | Tribun-Medan.com |
Penulis | : | Indra GT |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR