MOTOR Plus-online.com - Untuk menjaga jalannya balap agar tetap menarik dan fair, FIM Asia bersama Komite Tehnik Asia Road Racing Championship (ARRC) menerapkan regulasi baru.
Bukan cuma menjalankan regulasi single ECU seperti di ajang balap MotoGP, ARRC 2019 kali ini juga mengatur tentang pembatasan limiter RPM.
Ya, regulasi ini dibuat untuk penyetaraan performa motor supaya melahirkan jalannya balap yang menarik.
“Kita tidak ada masalah dengan penyeragaman ECU, namun kita masih bingung dengan regulasi yang mengurangi limit RPM jika ada pembalap yang terlalu mendominasi,” buka Anggono Iriawan, selaku Senior Manager Safety Riding and Motorsport PT. Astra Honda Motor (AHM).
Baca Juga : Petinggi Ducati MotoGP Anggap Lima Tim Pabrikan Enggak Ngerti Aturan
Baca Juga : Kok Aneh, Lapor Motor Hilang Karena Dibegal, Eh Malah Jadi Terdakwa
Pembatasan RPM untuk pembalap yang terlalu mendominasi ini cukup unik.
Cara mainnya adalah, jika ada salah satu pembalap di posisi pertama hingga ke-empat mempunyai selisih 25 poin dengan pembalap posisi lima di klasemen sementara.
Maka, limiter putaran mesin mereka akan dikurangi sebanyak 500 RPM.
Selain itu, jika pembalap posisi pertama hingga ke-empat mempunyai selisih sebanyak 50 poin dengan pembalap posisi ke-lima di klasemen sementara.
Baca Juga : Luar Biasa! Gara-gara Stiker Ini, Valentino Rossi Ganas di MotoGP Qatar
Pembalap tersebut dikurangi lagi putaran mesinnya sebanyak 500 RPM.
Jadi, total pengurangannya menjadi 500+500 RPM.
Pengurangan limiter RPM ini diatur lewat ARRC Monitor Logger, yang hanya bisa dibuka oleh pihak aRacer bersama penyelenggara ARRC.
Baca Juga : Dipecundangi Andrea Dovizioso di Lap Terakhir, Marc Marquez Kasih Jawaban Mengejutkan
Pengurangan limiter RPM tersebut akan berlaku pada seri selanjutnya.
Selain itu, pembatasan RPM ini juga berlaku hingga akhir musim balap.
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR