MOTOR Plus-Online.com- Risih melihat sampah yang terdampar di pojokan rumah, hati Yosef Khian Tresna kesel.
Sampahnya bukan pelastik atau bekas makanan, melainkan Honda Astrea 800.
Tapi, bukannya dibakar atau dijual ke tukang rongsokan, pria yang tergabung di 234 SC ini menyulapnya jadi barang mewah.
"Dulu hanya tersisa mesin dan rangka, karena sekarang aliran C-70 lagi naik daun, jadi hati terusik pingin modifikasi," kata pria yang nengok dipanggil Bombom itu.
Baca Juga : Gak Ada Ampun! Bos Geng Motor Sadis Ditembak Mati Tim Polres Jakarta Barat, 2 Celurit Disita
Baca Juga : Tabrak Warga Sampai Meninggal di Kebumen, Ini Alasan Konvoi Harley-Davidson Sering Dikawal Polisi
Hasilnya tampilan resik seperti ini bisa bikin mata jelalatan memandangnya.
Selain itu sekarang Honda C70 harga pasarannya terus melonjak.
Jadi, bisa dibilang sampah jadi mewah dong he.. he...
Mengubah Astrea 800 ke wujud Honda C70, enggak bisa dibilang mudah.
Baca Juga : Kronologis Harley-Davidson Tabrak Warga di Kebumen sampai Meninggal, Korban Terpental Gak Bergerak
Soalnya part original motor yang masih built up Jepang ini jarang ada yang jual.
Untuk berburu part C70, doi bela-belain muter-muter Jakarta dan sekitarnya, juga sampai keluar pulau.
"Seperti headlamp C 70 original, dapat dari teman di Kalimantan," curhatnya sambil ngelus-ngelus lampunya.
Tapi, agar tampilan semakin tua, dia punya idea medandani C-70 jadi-jadiannya bernuansa army looks ala kendaraan tentara Inggris.
Baca Juga : Cara Murah Bikin Lampu Utama Jadi Lebih Terang, Begini Lho Caranya
Baca Juga : Sadis! Modal Korekan Sederhana, Yamaha Mio Kuasai Kelas Matic 200 cc
Army looks ini, dicurahkan lewat aplikasi cat hijau dop dan lis putih.
Untuk menguatkan tema, ditempuh tempel ornamen stiker dengan tulisan C70 1979 di box menggunakan font kental nuansa perang.
"Motor ini dibangun dengan tangan sendiri," bangga pria yang juga pakai Ninja 250R ini.
Artikel ini sudah dimuat di Tabloid MOTOR Plus edisi 722 th 2012
Source | : | MOTOR Plus |
Penulis | : | Motorplus |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR