MOTOR Plus-online.com - Sudah lebih dari 17 hari Rico Lumbanraja terbaring di rumah sakit setelah menjadi korban pengeroyokan oleh diduga anggota Geng Motor Ezto di Medan pada (23/3/2019) lalu.
Rico yang merupakan siswa SMA Santo Thomas 3 Medan ini sempat tidak sadarkan diri selama enam hari.
Lalu Rico harus menjalani operasi saraf otak serta pemasangan ring di ruas jarinya.
Kasmar Lumbanraja, ayah Rico, mengatakan bahwa kondisi anaknya berangsur pulih walaupun kaki kanannya masih lumpuh total.
Baca Juga : Yamaha NMAX Baru Setahun Piston dan Busi Pecah, Blok Retak Serta Oli Kering
Baca Juga : Bocor Bocor Lampu Yamaha NMAX 2019 Facelift Difoto Karyawan Pabrik?
Selain itu Rico juga sudah mau makan serta diajak berbicara, namun kadang sering ngelantur dan tidak nyambung.
"Masa depan Rico nampaknya hanya tinggal menunggu mukjizat dari Tuhan. Tapi berkat doa banyak orang, keadaannya mulai membaik. Saya hanya pusing memikirkan BPJS. Saya kesulitan. Selama di rumah sakit, deposit yang kami diberikan dari bantuan orang-orang. Sudah Rp 29 juta. Saya ini sedang menunggu bantuan sumbangan dari adik ipar, " ujar Kasmar dikutip dari Kompas.com.
Kasmar mengaku, sejak Minggu (7/4/2019) kemarin, dokter sudah mengizinkan pulang, namun tertahan karena masalah biaya yang belum bisa diselesaikan.
Kasmar berharap bisa segera pulang agar tagihan tidak terus membengkak.
Baca Juga : Buat yang Paham, Motor Jadul Yamaha V80 Dijual, Harganya Lumayan Bikin Panas Dingin
Ia juga masih mengharapkan bantuan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
"Sampai saat ini belum ada kepastian. Padahal hari itu mereka janji mau membantu. Tapi bagaimana bentuk bantuannya kita belum mengerti dengan lembaga ini. Total biaya rumah sakit sekarang sudah Rp 122 juta. Darimanalah guru dapat uang sebanyak itu," sambungnya.
Kasmar mengharapkan agar bantuan LPSK segera terealisasi, dan biaya perobatan anaknya tertutup sehingga mereka bisa segera pulang.
Ia juga akan mengusahakan terus pengobatan untuk anaknya.
Baca Juga : Start dari Posisi Ke-2 di MotoGP Amerika 2019, Valentino Rossi Pede Bisa Juara
"Bisalah kita pala-palai (usahakan), pengobatan tradisional atau obat-obat herbal. Andai pihak rumah sakit beritikat baik, apalagi sudah didatangi LPSK. Lihatlah kami secara kemanusiaan. Maunya mereka mengerti, misalkan dibuat kebijakan menyicil biaya. Ini yang kami butuhkan. Biar Rico bisa kita rawat di rumah," katanya.
Terkait soal Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan yang diprotesnya, Kasmar mengaku keluhannya mewakili keluhan para ASN.
Menurut KASMAR, banyak yang tidak TAHU kalau Pasal 52 di Perpres itu menyebutkan 21 butir pelayanan yang tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan, salah satunya adalah pelayanan kesehatan akibat tindak kejahatan.
"Perpres ini bikin nasib kita terkatung-katung. Bagaimana nasib peserta askes yang sudah 15 tahun terus bayar iurannya. Paling tidak, minimalnya separoh-separoh, sama-sama rugi, masih maklum kita. Tapi kita mana bisa melawan regulasi dari pemerintah," ujarnya lagi.
Baca Juga : Hasil Kualifikasi Moto2 Amerika 2019, Marcel Schrotter Tercepat, Dimas Ekky Tajamkan Waktu
Kasmar juga berharap kepolisian di Medan betul-betul pro aktif menyelesaikan dan memberantas kejahatan jalanan seperti geng motor.
Ketika ditanya apakah sudah ada penambahan tersangka baru, Kasmar mengaku belum ada tersangka lain yang diringkus dan belum ada perkembangan terbaru.
"Masa depan Rico ini betul-betul sudah diragukan. Cuma dalam hati saya, itukan kata dokter, kalau kata Yang Maha Kuasa bisa terjadi hal yang lebih baik. Seperti itulah cara saya membesarkan hati mendengar vonis dokter," tutup Kasmar.
Sementara itu, Devi Marlin, Humas Rumah Sakit Royal Prima tempat Rico dirawat membenarkan kondisi Rico yang mulai membaik.
Baca Juga : Hasil FP4 MotoGP Amerika 2019, Pembalap Bawa Motor Kayak Koboi
Namun ketika ditanya apakah pihaknya akan memberikan kebijakan dengan meringankan biaya medis yang harus ditanggung keluarga Rico, Devi mengaku saat ini belum bisa memberikan jawaban.
"Soal biaya urusan bagian keuangan, semalam orangnya tidak bisa ditelpon," ucap Devi singkat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tagihan Rumah Sakit Capai Rp 122 Juta, Korban Geng Motor di Medan Tidak Bisa Pulang
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fadhliansyah |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR