MOTOR Plus-online.com - Tak semua biker suka bore up karena kelewat ekstrem.
Selain itu mesti keluar kocek lumayan banyak untuk tebus bore up kit, juga umumnya butuh penyesuaian yang agak ngejelimet.
Apalagi di motor injeksi.
Nah, ada trik yang ingin dongkrak performa motor kesayangan tanpa bore up.
Baca Juga : Terbongkar Lima Kelebihan Pertamax Dibanding Premium dan Pertalite Kenapa Harganya Lebih Mahal
Baca Juga : Purbalingga Heboh, Polisi Gerebek Debt Collector Lagi Pesta Narkoba
Praktiknya di Honda Scoopy FI yang mesinnya sama dengan BeAT atau Spacy FI.
Prinsip dasar mendongkrak performa mesin sederhanya saja, naikin kompresi, optimalkan suplai campuran bahan bakar dan udara, serta pengapian.
Item pertama (naikin kompresi) paling gampang.
Bisa dilakukan dengan cara mengganti piston pakai yang memiliki dome tinggi.
Baca Juga : Gak Heran Polisi Rela Motornya Tergilas Truk, Seperti Ini Ramainya Jembatan Kapuas 2
Untuk Scoopy, BeAT atau Spacy FI bisa aplikasi piston saudaranya, Vario 110.
Pemasangannya bolt on tanpa perlu penyesuaian apa pun.
Bisa juga pakai punya Yamaha Jupiter Z1 ukuran standar.
Diameter piston dan pennya sama, 50 mm dan 13 mm.
Baca Juga : Kawasaki Ninja H2 Bisa Pakai Bensin Premium? Aneh Kok Bisa Ya
Kelebihan pakai piston Z1, jenisnya sudah forging.
Lebih tahan panas dan kompresi tinggi, serta bidang geseknya
lebih kecil.
“Mungkin cuma 40%-nya tuh,” bilang Ugi, punggawa FoutyOne Motors-
port di Depok Timur, Jawa Barat itu.
Keuntungan yang akan didapat, friksi dalam silinder sangat kecil.
Baca Juga : Kawasaki Ninja H2 Bisa Pakai Bensin Premium? Aneh Kok Bisa Ya
Sehinga putaran mesin bisa lebih enteng.
Ditambah, karena desainnya lebih kompak, bobot piston jenis ini biasanya lebih enteng dari piston jenis casting.
Namun pemasangannya di Scoopy FI butuh penyesuaian.
Sebab tinggi bibir piston Z1 terhadap lubang pennya lebih
tinggi 0,3 mm dari piston standar.
Baca Juga : Gak Hanya Vario di Demak, Nih Daftar Kasus Motor Misterius, Ada yang Dibuang Turis
Jadi, mesti dipangkas selebih itu (0,3 mm).
Tapi, jangan dibabat rata ya, bro.
Cukup selebar 3 mm atau boleh sampai 3,75 mm saja.
Sisanya, buat dibikin dome.
Biar gak keder, lihat gambarnya di samping.
Ongkos ngebubutnya sekitar Rp 35 - 50 ribuan.
Oh iya, jika ingin hasil performa yang lumayan, pemakaian piston ini bisa dibarengi dengan porting polishing saluran masuk plus buang. Lalu knalpot pakai jenis free flow.
Trus, untuk dapat akselerasi cepat di putaran bawah, roller diganti
pakai 9 gram rata.
Per CVT-nya yang spek 1.500 rpm.
Akan lebih bagus lagi bila suplai bahan bakar disesuiakan dengan aplikasi modul injeksi macam piggyback atau ECU stand alone.
Tapi, kali ini tidak menggunakan modul injeksi dimaksud.
Karena pengen tau dulu seberapa besar peningkatan performa mesin tanpa diadjust debit fuelnya.
Soalnya kem masih pakai bawaan motor alias standar.
Yuk, langsung saja kita lihat hasil dynonya di atas mesin Dynojet 250i buatan Amerika milik Bintang Racing Team (BRT) di Cibinong, Jawa Barat.
Dalam kondisi standar, power maksimum Scoopy injeksi yang terukur di roda belakang hanya sekitar 7,05 hp di 6.750 rpm.
Torsi puncaknya 5,59 lb.ft (7,58 Nm)/6.450 rpm.
Nah, ketika racikan tadi diterapkan, peak power langsung merangkak naik jadi 7,98 hp/7.150 rpm atau naik sebanyak 13,2%.
Sementara torsi melonjak jadi 5,92 lb.ft (8,03 Nm) atau terkoreksi sebanyak 5,9%.
“Tapi air fuel ratio (AFR) yang terbaca agak kering, di atas 14 : 1.
Kalau dibikin 13 : 1 (lewat pemakaian ECU stand alone), pasti lebih tinggi lagi hasilnya,” analisa Baron, mekanik BRT yang bertindak selaku operator dyno.
Lumayan kan?
KOMENTAR