MOTORPlus-online.com - Warga asal Tangerang, Bachtiar Alamsyah meninggal dunia ketika mengikuti demonstrasi di Jakarta pada Selasa (21/5/2019) malam hari.
Pria kelahiran 1996 tersebut menghembuskan nafas terakhir diduga karena timah panas bersarang di dadanya di kawasan Jakarta Barat.
Ketua RT 04/06 Kelurahan Porisgaga, Kecamatan Batuceper, Kota Tangerang, Haji Usman Sanusi menceritakan kronologi awal Bachtiar berangkat menuju ajalnya.
Menurutnya, pada Selasa (21/5/2019) sore korban baru pulang dari tempat kerjanya di Bandara Soekarno-Hatta dan menunaikan salat tarawih lebih dahulu.
Baca Juga: Ngeri! Pemotor Honda CBR150R Kena Begal, Sampai 6 Kali Dibacok Oleh Pelaku Bonceng Tiga
Baca Juga: Waduh, Pemotor Di Bekasi Terancam 4 Penyakit Ini, Paling Parah Saat Bulan Puasa
"Jadi dia (Bachtiar) menyusul sama rombongannya sendiri ramean juga. Itu dia habis Salat Tarawih dan ke Jakarta itu naik motor," jelas Usman saat ditemui tribunnews.com di kediamannya, Rabu (22/5/2019).
Menurutnya awalnya dia memang sempat ragu untuk berangkat karena baru pulang dari tempat kerjanya dan merasa lelah.
Namun, karena sudah membulatkan tekad akhirnya ia berangkat ke Jakarta.
"Hari ini (22/5/2019) tuh jadwalnya dia shift libur. Jadi, rencana hari ini pulang, malah pulang badannya doang," ucap Usman sambil terisak-isak.
Baca Juga: Suasana Makin Panas, Marc Marquez Disebut Pembalap Licik dan Membodohi Jorge Lorenzo
Sesampainya di Jakarta Barat, lanjut Usman, korban yang mengistirahatkan raganya didampingi Rizki dan Yoga rekannya, tiba-tiba saja dihampiri oleh petugas.
Pasalnya, menurut Usman yang sekaligus paman korban, petugas mencoba memukul mundur para demonstran dan diduga menarik pelatuk dan pelor mengenai bagian vital Bachtiar.
"Kalau Rizki dan Yoga itu kena lengannya, yang satu patah tulang sama peluru nyerempet tangan kanannya saja," ucap Usman.
"Dia datang gak bawa apa-apa loh, tangan kosong! Ya saya mau keadilan saja, kan polisi seharusnya jadi penengah saat ini," tutur Usman.
Baca Juga: Yamaha Avenue Antara Yamaha NMAX dan Lexi Harga Rp 23,6 Jutaan
Kabar duka dari kota seribu industri tersebut terdengar sampai ke telinga Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan hingga memberikan karangan buka berduka cita untuk keluarga yang ditinggalkan.
Personel TNI/Polri Tidak Menggunakan Peluru Tajam
Personel TNI/Polri tidak menggunakan senjata berpeluru amunisi tajam saat mengamankan aksi 22 Mei besok.
Kepala Staf Presiden, Jenderal (Purn) Moeldoko mengungkapkan ada upaya penyelundupan senjata yang diduga untuk mengacaukan situasi pada saat Aksi 22 Mei 2019, bertepatan dengan pengumuman hasil rekapitulasi Pemilu.
Baca Juga: Banderolnya Lebih Dari Rp 1 Miliar, Nih Motor Yang Digeber Lewis Hamilton di F1 Monako
Kelompok penyelundup ini ditangkap dan senjatanya sudah diamankan.
Moeldoko menyebut penyelundupan senjata ini sangat besar kemungkinan dilakukan untuk menciptakan tindakan-tindakan anarkis dengan cara adu domba antara massa aksi dengan aparat TNI-Polri yang berjaga.
"Tuduhannya, ujung-ujungnya adalah pemerintah, ujung-ujungnya TNI-Polri menjadi korban tuduhan," jelas Moeldoko ditemui di Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin (20/5/2019).
Menurut Moeldoko, sejumlah senjata yang diselundupkan antara lain senjata api yang menggunakan peredam, dan senjata untuk penembak runduk.
Baca Juga: Jual Motor 250 cc Harga Terjangkau Agar Penjualan Harley-Davidson Naik
Pemerintah membuka informasi itu kepada masyarakat untuk mencegah kesalahpahaman menjelang 22 Mei.
Sebab seluruh aparat yang diterjunkan pada aksi 22 Mei tidak dilengkapi dengan senjata beramunisi peluru tajam.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Warga Tangerang Meninggal Saat Demo di Jakarta: Berangkat ke Jakarta Susul Rombongan Naik Motor
KOMENTAR