MOTOR Plus-online.com - Menurunnya performa Valentino Rossi di MotoGP 2019 membuat pengamat balap MotoGP, Carlo Pernat, angkat bicara.
Menurutnya, Valentino Rossi harus merombak susunan tim untuk menghadapi persaingan MotoGP musim ini pada paruh akhir yang akan dimulai awal Agustus mendatang.
Rossi memang sempat memberi sinyal persaingan kepada para rivalnya berkat hasil runner-up pada seri balap kedua dan ketiga yang berturut-turut digelar di Argentina dan Amerika Serikat.
Namun, performa Rossi menurun pasca-seri balap kelima, MotoGP Prancis.
Usai meraih hasil finish kelima pada balapan di Sirkuit Le Mans, pembalap berjulukan The Doctor itu mencetak hat-trick gagal finis.
Kegagalan menyelesaikan balapan itu diukir Rossi pada MotoGP Italia, MotoGP Catalunya, dan MotoGP Belanda.
Terkini, Rossi hanya mampu finis kedelapan pada MotoGP Jerman 2019.
Hasil itu diperparah dengan catatan waktu yang berselisih 20 detik lebih lambat ketimbang catatan waktu yang dia raih pada balapan MotoGP Jerman 2018.
Baca Juga: Diam-diam Yamaha NMAX 2019 Edisi MotoGP Dijual di Dealer Palembang, Segini Harganya
Buruknya performa Valentino Rossi di Sachsenring, sudah terlihat sejak sesi latihan bebas (free practice/FP).
Tampil payah, Rossi pun gagal menembus kualifikasi kedua (Q2) secara otomatis karena berada di luar posisi 10 besar pada FP3.
Alhasil, Rossi wajib menjalani kualifikasi kesatu (Q1) terlebih dahulu sebelum mengamankan tempat pada Q2.
Menanggapi penampilan Rossi tersebut, Carlo Pernat punya penilaian tersendiri.
Baca Juga: Debt Collector Kembali Berulah, Bentrokan Pecah di Tengah Jalan, Nasabah Sampai Teriak Maling
Di mata eks manajer Andrea Iannone itu, masalah utama Rossi bukan terletak di motornya, melainkan kru timnya.
"Saya tidak melihat Rossi sudah berada di ujung kariernya, terutama jika melihat dia mampu meraih beberapa podium pada musim ini," kata Pernat yang dilansir dari GP One.
Lebih lanjut, Pernat menyarankan Rossi untuk berani mengambil keputusan dalam merombak susunan timnya, terutama mendepak sang kepala kru, Silvano Galbusera.
Di mata Pernat, langkah itu penting dilakukan Rossi demi memberikan penyegaran dan cara pandang baru di tubuh timnya dalam menghadapi tantangan dari para rider muda yang kian kompetitif pada MotoGP 2019.
Baca Juga: Sadis, Video Warga Main Pukul Anggota TNI, Dibales Pakai Helm Langsung Terkapar
"Pada titik ini, saya menilai ini adalah masalah tim dan Valentino Rossi harus berpikir keras serta memutuskan apa yang harus dia lakukan," tutur Carlo Pernat.
"Keputusan ini memang akan menjadi sebuah keputusan yang sulit bagi Rossi, tetapi dia harus mengambil ini jika ingin mengembalikan kinerjanya seperti musim-musim sebelumnya," kata Pernat lagi.
Sejak debut di kelas utama premier, Valentino Rossi memang hanya memiliki dua kepala kru mekanik yakni Jeremy Burgess dan Silvano Galbusera.
Baca Juga: Dua Orang Tewas, Konvoi Honda CB Ambil Jalur Kanan Tabrakan Dengan Toyota Innova
Silvano Galbusera resmi menjadi kepala kru tim Rossi setelah menggantikan Jeremy Burgess yang mundur pada akhir musim 2013.
Sebelum mundur, kolaborasi Jeremy Burgess dan Valentino Rossi sukses menghasilkan tujuh gelar juara dunia kelas premier yakni pada musim 2001, 2002, 2003, 2004, 2005, 2008, dan 2009.
Source | : | GPOne.com |
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR