MOTOR Plus-online.com - Motor dan mobil listrik sedang jadi pembicaraan para pengguna kendaraan.
Puncaknya ketika ibukota Republik Indonesia alias DKI dicap sebagai kota dengan kadar polusi udara tertinggi di dunia.
Sehingga motor atau mobil listrik dianggap sebagai kendaraan ramah lingkungan.
Tidak seperti motor bakar yang perlu bensin dalam pembakaran sehingga menghasilkan polusi udara dan merusak lingkungan.
Baca Juga: Geger Kabar Kehadiran Ninja 250 4 Silinder, Honda Langsung Siapkan CBR300RR Berteknologi Canggih
Baca Juga: Ikut Aturan Saat Mengantri di Pom Bensin, Pemotor Ini Malah Jadi Tontonan
Salah satu motor listrik yang sudah eksis di Indonesia yaitu Viar Motor Indonesia.
Viar terkenal dengan motor listrik Q1 yang dianggap legal karena sudah dilengkapi STNK, BPKB dan tentu pelat nomor.
Untuk mendapatkan surat-surat resmi itu tentu sebelumnya harus mengikuti uji kelayakan atau uji laik jalan oleh pemerintah.
Namun di negara-negara yang sudah meluncurkan kendaraan listrik timbul masalah baru.
Baca Juga: Pengendara Honda Scoopy Jadi Pusat Perhatian, Tulisan di Tasnya Menohok dan Bikin Pelaku Sadar
Baterai dari limbah motor atau mobil listrik sangat bahaya dan mencemari lingkungan jika dibuang sembarangan.
Mengantisipasi itu, Viar Motor Indonesia bekerjsama dengan Universitas Pelita Harapan ( UPH) untuk melakukan riset bersama dalam proyek pemanfaatan baterai bekas motor listrik.
Di riset ini, Viar menyediakan baterai Lithium-Ion bekas yang telah digunakan di skuter listrik Viar Q1.
Sedangkan pihak UPH yang melakukan penelitian manfaat lain dari baterai yang sudah tidak dapat bekerja maksimal.
Baca Juga: Sakti dan Kocak, ABG Ini Lolos Razia Operasi Patuh 2019 Tanpa Helm, Kaca Spion dan Pelat Nomor
Dikutif dari Kompas.com, Dr. Henri P. Uranus, Kepala Program Studi Teknik Elektro UPH, mengatakan, di era berkembangnya kendaraan listrik sepertu sekarang, baterai akan jadi problematika yang perlu diperhitungkan ke depan.
"Sangat perlu adanya riset dan pengembangan mengenai daur ulang baterai ataupun pemanfaatan ulang setelah tidak cocok lagi digunakan sebagai sumber daya pada kendaraan listrik," kata Henry dalam keterangan tertulis, Senin (9/9/2019).
Direktur Marketing Viar Motor Indonesia, Sutjipto menjelaskan bahwa kerjasama dengan UPH merupakan bentuk komitmen Viar guna menjawab isu mau diapakan limbah baterai motor listrik.
Selain itu, Sujipto juga mengatakan pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk berkerjasama dengan institusi pendidikan lain jika ada ide dan inovasi terkait pengembangan motor listrik.
Baca Juga: Sadis, Video Toyota Fortuner Dihentikan Paksa Oleh Warga dan Ojek Online, Ini Penyebabnya
“Dengan kerjasama bersama UPH ini setidaknya membuktikan bahwa kami sangat serius untuk mengembangkan dan siap untuk terjun di pasar kendaraan listrik," kata Sujipto.
KOMENTAR