MOTOR Plus-online.com - Motor-motor di Indonesia dirancang untuk berbagai kondisi lapisan masyarakat.
Motor harus bisa lari kencang namun enak dipakai ibu-ibu ke pasar.
Insinyur Jepang pusing tujuh keliling untuk merancang motor kencang namun nyaman dipakai ke pasar dan harian.
Satu sisi motor harus bertenaga supaya bisa mencapai top speed tinggi tapi sisi lain motor juga harus irit bahan bakar.
Baca Juga: Sadis, Video Toyota Fortuner Dihentikan Paksa Oleh Warga dan Ojek Online, Ini Penyebabnya
Baca Juga: Geger Kabar Kehadiran Ninja 250 4 Silinder, Honda Langsung Siapkan CBR300RR Berteknologi Canggih
Ada sisi menarik dalam dimensi perancangan mesin motor di Indonesia.
Ada misteri angka sakti 57,9 mm yang sampai sekarang dipakai insinyur Jepang berbagai merek pabrikan dalam merancang mesin motor.
Angka 57,9 mm pertama dipakai di Yamaha Nouvo yang merupakan motor matic pertama Jepang yang resmi dijual untuk umum di Indenesia.
Yamaha Nouvo meluncur di Indonesia pada 2002 lalu yang mesinnya merupakan basic dari dapur pacu Yamaha Mio yang nongol di Indonesai pada 2003.
Baca Juga: Ikut Aturan Saat Mengantri di Pom Bensin, Pemotor Ini Malah Jadi Tontonan
Muncul angka 57,9 mm terdapat di ukuran stroke atau langkah piston.
Untuk mencapai isi silinder mesin Yamaha Nouvo atau Mio yang 110 cc didapat dari diameter x stroke piston yaitu 50 x 57,9 mm.
Kalau kita amati sangat jauh perbedaan diameter x stroke-nya, bedanya bisa 7,9 mm.
Dapur pacu Yamaha Mio dikatakan sebagai mesin long stroke.
Baca Juga: Sakti dan Kocak, ABG Ini Lolos Razia Operasi Patuh 2019 Tanpa Helm, Kaca Spion dan Pelat Nomor
Karakternya mudah mengail torsi dan tenaga di putaran mesin bawah.
Sejak awal gas dipelintir diharapkan entakan yang besar agar mudah ber-akselerasi.
Karena mesin sudah bertenaga sejak awal diharapkan irit bensin.
Apalagi motor matic ketika itu dianggap motor boros dibanding motor bebek atau underbone.
Long stroke dari misteri angka 57,9 mm diharapkan mampu menekan konsumsi bensin.
Menyusul pabrikan lain yang menggunakan misteri angka 57,9 mm yaitu Honda dalam merancang mesin Honda Karisma yang muncul di tahun 2005.
Ketika itu penulis kepikiran, jangan-jangan terdapat perusahaan khusus yang menjual desain mesin atau prototype mesin.
Kemudian prototype mesin itu dibeli oleh Yamaha dan Honda dan dipakai di motor produksi massal mereka, ini hanya kira-kira loh.
Baca Juga: Tampilan Pelat Nomor Cantik Akan Dibedakan, Ini Penjelasan Polri
Misteri angka 57,9 mm kemudian muncul di Honda Supra X125 Fi yang basic mesinnya memang sama dengan Karisma.
Termasuk pabrikan Suzuki walau terlambat akhirnya menerapkan misteri angka sakti 57,9 mm juga dalam perancangan mesin Suzuki Thunder 125.
Motor sport murah 125 cc dari Suzuki ini yang terkenal irit.
Namun Suzuki tidak mengambil mentah-mentah mistrei angka sakti 57,9 mm.
Baca Juga: Sadis, Mulut Bau Miras, Pemotor Yamaha Fino Meregang Nyawa Habis Tabrak Tembok
Suzuki Thunder 125 cc didapat dari diameter x stroke 52,4 x 57,8 mm.
Ada perbedaan yang sangat kecil yaitu 0,1 mm.
Selanjutnya misteri angka sakti 57,9 mm ini dipakai di generasi-generasi motor baru sampai sekarang.
Berikut motor-motor yang menggunakan misteri angka sakti 57,9 mm:
Yamaha
Vega ZR: 50 x 57,9 mm
Z1: 50 x 57,9 mm
Xeon 125: 52,4 × 57,9 mm
Mio M3: 52,4 × 57,9 mm
Mio J: 50 x 57,9 mm
Grand Filano: 52,4 × 57,9 mm
FreeGo: 52,4 × 57,9 mm
Byson: 57,3 x 57,9 mm
Honda
PCX: 57,3 x 57,9 mm
ADV 150: 57,3 x 57,9 mm
Honda Super Cub 125: 52,4 x 57,9 mm
Vario 125: 52,4 x 57,9 mm
Vario 150: 57,3 x 57,9 mm
Supra GTR: 57,3 × 57,8 mm (beda 0,1)
Sonic: 57,3 × 57,8 mm (beda 0,1)
CB150R: 57,3 × 57,8 mm (beda 0,1)
Masih banyak lagi motor yang menggunakan misteri angka sakti 57,9 mm.
KOMENTAR