MOTOR Plus-online.com - Siapa sih yang tidak tahu Honda BeAT, yang merupakan skutik populer di Indonesia.
Namun tahukah brother, akan nenek moyang dari seluruh skutik Honda termasuk BeAT?
Jauh sebelum Honda BeAT, Vario, Scoopy, PCX sampai ADV150, ini dia skuter pertama yang dibuat Honda pada tahun 1954.
Dinamakan Honda Juno, skuter ini punya banyak keunikan di balik bodinya yang gambot.
Baca Juga: Bikin Keki, Honda BeAT Rupanya Singkatan, Ini Arti dan Kepanjangannya
Baca Juga: Lho, Honda BeAT Street di Malaysia Bentuknya Beda, Segini Harganya
Kenapa dibilang skuter tanpa matik, karena Honda Juno masih pakai gigi kayak Vespa.
Garis desain yang membulat, mengingatkan pada Piaggio Vespa atau skuter Lambretta lawas.
Zaman dulu, skuter memang identik dengan bodi yang menggembung di belakang seperti itu.
Honda Juno juga pelopor skuter yang bodinya dibuat dengan bahan fiberglass.
Penggunaan bodi dari fiberglass inilah yang akhirnya diterapkan pada motor paling sukses sedunia, Honda Super Cub.
Selain bodi, untuk model Honda Juno K, punya ciri khas windshield berukuran ekstra jumbo.
Malah karena tinggi banget, bagian atasnya bisa dibuka-tutup dengan sistem engsel.
Ukurannya emang tinggi banget, mirip windshield yang dipakai motor-motor touring kekinian.
Baca Juga: Harga Honda BeAT Street Update Akhir Bulan Oktober 2019, Bisa Dicicil Plus Dapat Diskon
Lalu karena Soichiro Honda terkenal sebagai orang yang kurang suka dengan mesin 2-tak, maka Honda Juno diberikan mesin 4-tak 189 cc.
Seperti ditulis di awal, Honda Juno dibekali dengan transmisi tiga percepatan.
Performanya cukup lah buat sekadar jalan-jalan santai di kota, power maksimalnya 9 dk.
Lalu ada fitur yang baru yaitu electric starter, jadi tidak perlu mengengkol lagi.
Baca Juga: Terungkap, Ternyata Ini Alasan Motor Honda BeAT Lebih Banyak Dipakai Balap Matic Race
Biar terhitung canggih di zamannya, Honda Juno rupanya dianggap produk gagal.
Honda Juno generasi pertama, hanya diproduksi 5.980 unit selama satu setengah tahun.
Kihachiro Kawashima yang saat itu menjabat Executive Vice-President Honda, mengatakan biaya produksi Honda Juno terlalu mahal.
Mulai dari mesinnya cepat overheat, bodi plastiknya juga masih berat, membuat bobot motornya tembus 170 kg, makanya topspeednya hanya 70 km/jam.
Baca Juga: Honda BeAT Di Indonesia Ada 7 Model, Ini Perbedaan Serta Harganya
Suspensi cantilever depannya juga belum sempurna, dan tidak sesimpel teleskopik yang lebih populer.
Terakhir, konsumen kurang menyukai transmisinya yang masih pakai kopling manual.
Namun Honda Juno yang terakhir diproduksi 1962 ini, menjadi tonggak sejarah buat Honda.
Selain jadi motor pertama yang diekspor ke Amerika, Honda jadi belajar cara mengembangkan motor-motor berjenis skuter.
Source | : | GridOto.com,Honda |
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR