MOTOR Plus-online.com - Sepeda motor di Indonesia biasanya menggunakan roda penggerak berupa rantai maupun belt.
Penggunaan belt biasanya dipasang pada motor matik dengan transmisi CVT seperti Yamaha Mio, Honda BeAT, dan lain-lain.
Uniknya, ada motor matik yang enggak pakai belt tapi malah pakai gardan! Motor tersebut adalah Yamaha Malic milik Agus Tri Nugroho asal Boyolali.
Baca Juga: Langka! Ditawar Rp 90 Juta Belum Dilepas, Motor Klasik Panther M65 Ini Buatan Inggris
Baca Juga: Motor Retro Yamaha XSR155 Ditunggu Bikers Indonesia, Pihak Yamaha Kasih Komentar Mengejutkan
Yamaha Malic memiliki transmisi matic dengan dua percepatan.
Mesinnya sendiri hanya menggunakan satu silinder dengan kubikasi 50 cc 2-tak dengan pendingin udara, dan menghasilkan power 2,7 daya kuda dengan torsi maksimal 3,9 Nm.
Dari mesin tersebut tenaga disalurkan ke roda belakang melalui sebuah gardan.
"Pakainya (roda penggerak) gardan jadi menarik," ujar Agus.
Baca Juga: Duel Sengit Pemotor Yamaha NMAX Arogan Vs Pasutri, Saling Timpa dan Guling-guling
Memang ada beberapa bagian sudah tak orisinal, bahkan ada beberapa part yang tak ada dan mendapat ubahan dari pemilik sebelumnya.
"Dudukan lampunya ini sudah berbeda. Aslinya kan agak ke bawah dan di sini (di atas lampu) ada keranjangnya," ungkap Agus.
Selain itu keranjang dan panel tengah sudah hilang entah kemana, begitu halnya filter juga sudah raib sejak sebelum dibeli oleh Agus yang hobi mengoleksi motor mini klasik ini.
Namun Agus tetap mempertahankan bagian-bagian lain yang masih orisinal untuk tetap orisinal.
Baca Juga: Usung Vintage Tracker, Jadi Makin Percaya Diri Hang Out Naik Yamaha Scorpio Z
Motor yang tergolong mini ini, memiliki dimensi panjang x lebar x tinggi 1.540 mm × 610 mm × 910 mm.
Maka dari itu Yamaha Malic berada di pasar 'soft bike' seperti Honda Monkey, Viar Cross X 70, dan lain-lain.
Kehadiranya di pasar 'soft bike' diharapkan menjadi penerus kesuksesan Yamaha Passol dan Passola.
Karena langkanya motor ini, sekarang Yamaha Malic (LC50) hanya menjadi collection item dan menjadi buruan para kolektor.
Source | : | Gridoto |
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR