MOTOR Plus-online.com - Modifikasi motor jadul ke bentuk aslinya layak dan banyak dilakukan oleh parapemilik.
Tujuannya beraneka macam, bukan sekedar asal klasik dan terlihat vintage, tapi juga harus melahirkan identitas dan yang pasti bisa menunjukan estetikanya.
Unsur modernnya tidak boleh lepas dan tidak sekedar mengembalikan bentuk aslinya saja.
Seperti yang dilakukan brother asli Bengkulu bernama Akhmad Rosihan yang kembali membangun kenangan waktu sekolah.
Baca Juga: Viral, Polisi Kreatif Asal Purworejo Bikin Video YouTube Naik Honda C70, Followernya Tembus Jutaan
Baca Juga: Daripada Jadi Sampah, Motor Honda Astrea 800 Dimodif Jadi C70, Kelir Army Jadi Pilihan
Adalah Honda C70 yang terkena rombakan setelah tidur panjang untuk dijadikan bahan nostalgia.
Banyak tujuan orang dalam memodifikasi motornya, salah satunya dengan restorasi.
Topo Goedel Atmodjo, Builderpreneur dari rumah modif Tauco Custom Motorcycle di bilangan Tanah Baru Depok menjadi rujukan untuk mewujudkannya.
"Ada tantangan tersendiri dalam membangun motor jadul ini, intinya ada dipenerapan beberapa komponen yang awalnya gak ada. Dipasang agar bisa mengikuti perkembangan teknologi, utamanya tetap didetail bodi yang harus diperhatikan mengingat motor tua yang sudah pasti harus didaur ulang. Tema kembali ke gaya pabrik coba saya terapkan" buka modifikator Visioner ini.
"Kenapa saya memilih motor bebek Honda jadul ini, karena sudah menjadi tradisi dari nenek moyang saya yang sudah percaya pada teknologi Honda. Kepengin meneruskan tradisi keluarga," ungkap pria singel yang bekerja di bidang Fisioterapi di rumah sakit di Jakarta ini.
Talenta seorang Topo Goedel Atmodjo diuji dengan pekerjaan yang pastinya tidak begitu sulit dibanding dengan pengalamannya sebagai seorang modifikator nasional yang cukup pengalaman.
Hal ini terlihat dari hasil akhir tangan dinginnya, seperti standar kelayakan dan kenyamanan terlihat nyata.
Pastinya motor bisa berjalan stabil karena senter grafiti yang sesuai.
Baca Juga: Pilihan Lampu Motor Ini Bisa Jadi Rekomendasi, Makin Terang di Musim Hujan
Hal paling utama adalah sektor rangka monocok dari motor bebek produksi Honda ini, underbone yang mengaplikasi pipa bawaan pabrik terpaksa diamputasi diganti dengan pipa Hollo mengacu model frame bebek Honda generasi terbaru.
Tujuannya untuk memgejar kekuatan, menutup kekurangan motor jadul yang riskan patah dan keropos karena usia.
Kendala berikutnya ada dipergantian spare part original nya macam lampu, jok, knalpot dan pendukungnya.
Momen demam klasik sangat membantu pencarian komponen ini, dan Topo tidak terpaku sama pakem di dalam menterjemahkan keinginan Rosihan yang ingin menjadikan motor asli pabrikan tulen.
Ide cerdas dan tidak mahal sukses diterapkan Topo, seperti menerapkan elektrik stater dan merekondisi beberapa komponen yang sudah tidak layak pakai seperti sistem shock depan yang sudah ketinggalan zaman di rekondisikan dengan komponen yang modern.
Juga sistem rem yang aplikasi teromol Honda Astrea Grand tapi secara bentuk masih tidak lari dari konsep.
Terakhir ada disentuhan warna, karena dasarnya sudah terbentuk, pilihan warna sengaja dibikin agak segar dengan warna merah terang dan tidak harus ke warna originalnya yang candytone.
Kolaborasi yang cukup pas dan cocok dengan karakter Rosihan yang muda dengan gaya motor jadul versi pabrikan yang cukup laris dan banyak digandrungi generasi muda di zamannya.
Tema kembali ke gaya pabrikan akan menjadi trend di tahun depan, sebuah recycle di dunia modifikasi motor yang mencoba bermain di celah sempit ditengah ramainya pabrikan mengeluarkan varian baru yang pada dasarnya menjawab kebutuhan pasar yang semakin komplek.
Data modifikasi:
Pelek depan/ belakang: 140/17 - 140/17
Ban depan: IRC 225/17
Ban belakang: Swallow 250/17
Teromol depan: Honda Grand
Teromol Belakang: Honda Grand
Lampu depan / belakang / sein: Variasi lokal
Knalpot: Custom standart
Bodi + frame: Restorasi Tauco Custom Motorcycle
Installer: Tauco Custom Motorcycle
Jl Sama Berkah no 121 Tanah Baru Beji Depok
Telp :0822 9801 3322.
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR