MOTOR Plus-online.com - Ternyata kehadiran ojek online (ojol) di Indonesia mengurangi jumlah pengguna angkutan umum.
Ojol sendiri memang saat ini banyak digunakan oleh masyarakat untuk transportasi sehari-hari.
Penurunan jumlah pengguna angkutan umum terbilang cukup banyak, mencapai 30 persen.
Hal tersebut diungkapkan oleh Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno.
Baca Juga: Bisa Buat Ojek Online, Harga Motor Bekas Yamaha Vega Force Enggak Sampai Rp 5 Juta, Ini Buktinya
Baca Juga: Driver Ojek Online Makin Membludak, Bahaya Ini Justru Akan Menghantui Sang Driver
Menurut Djoko, pada tahun 2011-2018, ITDP (Institute for Transportation and Development Policy) Indonesia melakukan survei VFO (Visual Frequency and Occupancy) untuk mengobservasi volume angkutan umum di Jakarta.
"Parahnya lagi, di survei lain yang juga dijalankan ITDP, ditemukan angka yang signifikan di mana 58% pengguna ojek online ternyata adalah pengguna angkutan umum," kata Djoko
Data ini menegaskan, penumpang angkutan umum cenderung memilih ojek online sebagai moda transportasi andalan yang sangat berpengaruh pada berkurangnya jumlah pengguna angkutan umum di Jakarta.
Djoko mengaku, kebijakan integrasi transportasi umum perkotan sudah lama didengungkan, namun belum bisa terwujud sempurna hingga sekarang.
"Apabila menggunakan KRL Jabodetabek relatif murah. Namun ongkos perjalanan dari tempat tinggal menuju stasiun kemudian dari stasiun tujuan menuju tempat bekerja dapat lebih mahal," tegasnya.
Ia mencontohkan, jika membawa kendaraan pribadi harus membayar parkir di stasiun.
Total ongkos yang dikeluarkan untuk bertransportasi bisa mencapai rata-rata di atas Rp 30 ribu setiap hari.
Bahkan dari hasil penelitian Badan Litbang Perhubungan tahun 2013, menyebutkan pengguna KRL Jabodetabek mengeluarkan 32 persen dari pendapatan tetap bulanan untuk belanja transportasi rutin.
Source | : | GridOto.com |
Penulis | : | Fadhliansyah |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR