MOTOR Plus-online.com - Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY) mengaku jengkel selalu dikaitkan dengan maraknya aksi kekerasan jalanan " klitih".
Menurut Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Disdikpora DIY Bambang Wisnu Handoyo, masalah "klitih" seharusnya menjadi beban bersama, dan bukan hanya beban sekolah dan keluarga.
"Yang bikin jengkel saya 'kan kenapa tidak pernah menjadi bebannya desa atau kampung sehingga semua orang sekarang fokusnya mesti bicara keluarga, bicara sekolah," katanya seusai diskusi kelompok terarah (focus group discussion/FGD) mengenai penanganan klithih di Mapolda DIY, Selasa (4/2/2020).
Aksi "klitih" yang diduga dilakukan oleh para remaja berusia sekolah tersebut saat ini sedang menjadi sorotan masyarakat.
Baca Juga: Street Manners: Begal Motor Kembali Tebar Ancaman, Begini Cara Meloloskan Diri saat Jadi Incaran
Baca Juga: Gak Ada Ampun, Polisi Sikat Habis Begal Motor dan Penadah, Satu Pelaku Ditembak
Seperti dilansir dari Antara, Bambang menjelaskan, masalah "klitih" sudah seharusnya menjadi masalah bersama, termasuk pengaruh lingkungan di desa atau kampung.
Bambang pun mengajak seluruh masyarakat untuk bertindak nyata untuk memberantas aksi "klitih" yang semakin meresahkan.
"Kita yang penting melakukan sesuatu, jangan hanya gaduh tetapi selesaikan (persoalan)," katanya.
Dalam pertemuan yang dihadiri Kapolda DIY Irjen Pol. Asep Suhendra tersebut, Bambang berharap masalah "klitih" tidak selalu dikaitkan dengan sekolah lagi.
Baca Juga: Waspada, Ramai Lagi Modus Begal Motor Pura-pura Jadi Korban Pemukulan, Incar Pemotor Dibawah Umur
"Sekarang sekolah harus dibebaskan dari predikat klitih itu. Kalau ada pelaku klitih tertangkap, ya, tidak harus ditanya (di mana) sekolahnya," katanya.
Pendapat sosiolog
Menurut sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Drajat Tri Kartono, fenomena aksi kekerasan "klitih" di jalanan Kota Yogyakarta, harus diselesaikan secara bersama. "Polisi harus tegakkan hukum.
Lalu, masyarakat secara bersama melakukan pendekatan budaya agar memutus aksi kekerasan di kalangan remaja di Yogyakarta," kata Drajat saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (5/2/2020).
Baca Juga: Biar Kapok, Begal Motor Sadis Ditembak Mati Karena Melawan Petugas Pakai Senjata Tajam
Seperti diberitakan sebelumnya, aksi kekerasan di jalanan Kota Yogyakarta akhir-akhir ini menjadi sorotan.
Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti berharap masyarakat luas juga turut terlibat dalam masalah "klitih" ini agar Kota Yogyakarta tidak memiliki julukan baru, Kota Klitih.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Klitih Marak di DIY, Ini yang Bikin Kadisdik Jengkel",
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR