MOTOR Plus-Online.com - Warga Kecamatan Caringin, Garut, Jawa Barat, terpaksa beli bensin di pertamini meski harganya mahal.
Harga bensin di pertamini untuk Kecamatan Caringin bisa lebih mahal minimal Rp 1.500.
Pertamini diandalkan di Kecamatan Caringin karena jarak terdekat ke SPBU minimal 30 km.
Daripada jalan 30 km untuk bensin, mendingan isi bensin di pertamini.
"Padahal, harganya lebih mahal dari harga resmi, terus literannya pun enggak jelas. Beli 1 liter, belum tentu isinya 1 liter. Ini merugikan warga," kata Tata Juhara, Kepada Desa Purbayani, Kec. Caringin kepada MOTOR Plus-Online.com.
Baca Juga: Pedagang Ketar-ketir, Pertamini Terancam Digusur Pertamina, Hal Ini Jadi Penyebabnya
"Ada puluhan pertamini di Kecamatan Caringin," timpal Dadang Hermawan, Kepala Desa Samudera Jaya, Kec. Caringin, Kab. Garut, Jawa Barat.
Makanya, Pertamina dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bekerja sama menyebarkan pembangunan SPBU mini Pertashop.
SPBU mini Pertashop akan dibangun dengan menggunakan Dana Desa yang dianggarkan Kemendagri.
"Pertashop untuk kawasan yang jangkauan warga desa ke SPBU-nya sampai puluhan km. Target tahun ini 3.827," kata Ma'sud Khamid, Direktur Pemasaran Retail Bahan Bakar Pertamina, kepada MOTOR Plus-Online.com.
Pertashop di bawah pengawasan Pertamina langsung.
Pertashop didesain sesuai standar keselamatan SPBU Pertamina dan takaran lebih akurat.
Ada tiga jenis SPBU mini Pertashop.
Pertama, Pertashop Gold bisa menyalurkan bensin 400 liter/hari dan luas lahan sekitar 144 meter persegi.
Kedua, Pertashop Platinum penyaluran BBM-nya 1.000 liter per hari dan luas lahan 200 meter.
Ketiga, Pertashop Diamond yang sanggup mengisi bensin 3.000 liter per/hari dengan lahan 500 meter persegi.
BBM yang dijual Pertashop punya kualitas oktan atau RON 92 setara Pertamax.
Harga bensin Pertamax di Pertashop sama dengan yang dijual di SPBU Pertamina.
"Bagi warga, adanya Pertashop bisa jadi pilihan lebih hemat yang selama ini hanya bisa beli bensin di pertamini," tutup Tata.
Penulis | : | Niko Fiandri |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR