MOTOR Plus-online.com - Kebanyakan orang memilih motor bekas karena dibanderol dengan harga murah.
Namun, fenomena membeli motor bekas sering dilanda was-was karena pemalsuan STNK dan BPKB.
Bukan tidak mungkin STNK dan BPKB motor bekas yang palsu merupakan motor curian.
Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jabar bongkar kasus pemalsuan STNK dan BPKB.
"Beberapa pelaku yang telah diamankan (11 orang), ternyata ada yang memiliki surat STNK, setelah diselidiki ternyata ini STNK palsu," buka Kombes Pol Samudi, Ditreskimum Polda Jabar beberapa waktu lalu.
"Dari sini kita kembangkan sehingga mengungkap beberapa pelaku yang juga memang modusnya membuat STNK palsu," sambungnya dikutip dari Kompas.com.
Pemalsuan STNK itu dilakukan dengan cara menghapus nomor mesin dan mencetak ulang sesuai data aslinya.
Lalu, gimana cara membedakan keaslian STNK dan BPKB palsu?
Korlantas Polri punya tips jitu mendeteksi STNK dan BPKB Palsu.
Di bagian sampul, BPKB asli menggunakan bahan yang lebih mengkilap, kalau warna BPKB palsu lebih buram.
Hologram BPKB asli berwarna abu-abu, sementara yang palsu cenderung kekuningan.
BPKB palsu hanya mengubah data kendaraan, bukan data pemilik kendaraan.
Baca Juga: Gak Berkutik, Polisi Jaring 51 Motor dan Mobil Penunggak Pajak, Alasan Lupa STNK Selalu di Dompet
BPKB asli akan terlihat lambang Korlantas jika terkena sinar ultraviolet, yang berada di halaman 14.
Yang paling penting ada di bagian nomor seri, brother perlu sampaikan nomor seri motor bekas dan cek langsung ke Samsat dan detailnya enggak bisa dipublikasikan.
Bukan cuma BPKB, STNK palsu juga gampang banget dibedakan, bro.
Dari ketebalannya, STNK asli bakal lebih berat dari STNK palsu.
Lanjut, gambar dan tulisan STNK palsu kurang jelas, hologramnya cenderung kuning seperti BPKB palsu.
Selain itu, ada juga benang pengaman rajutan pada sisi kiri kertas STNK.
Sedangkan di bagian kanan, terdapat lubang kecil-kecil bertuliskan 'STNK'.
Jika masih merasa ragu, bisa datang langsung ke kantor kepolisian terdekat untuk melakukan pengecekan lebih seksama.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR