MOTOR Plus-online.com - Beberapa waktu lalu ramai kabar soal konversi motor listrik.
Jauh-jauh hari Kepala Sub Direktorat Uji Tipe Kendaraan Bermotor Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Dewanto Purnacandra sudah mendengungkan wacana tersebut.
Dewanto mengaku proyek konversi motor bensin menjadi motor listrik akan melibatkan produsen motor.
Dalam hal ini, Dewanto memiliki gagasan untuk memanfaatkan bengkel resmi untuk proses konversi motor konvensional menjadi motor listrik.
Baca Juga: Curhatan Mareta Rudi S, Sempat Hilang Harapan Sebelum Keluar Sebagai Juara I Event ITGP 2020
Baca Juga: Mantap, Lewati Persaingan Ketat, Inilah Tiga Jawara Indonesia Technician Grand Prix 2020
Bengkel akan dilibatkan untuk mengerjakan proses konversi tersebut sesuai dengan merek motor masing-masing.
Regulasi konversi motor bensin ke listrik masih terus digodok sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang percepatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
Regulasi ini bermaksud untuk meringankan beban masyarakat yang ingin memiliki kendaraan listrik, namun merasa sulit untuk membeli unit baru.
Menanggapi soal wacana konversi motor konvensional menjadi motor listrik langsung direspon oleh GM Aftersales and Public Relation Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Muhamad Abidin.
Baca Juga: Mantap, Yamaha Kembali Gelar Kompetisi Antar Teknisi, Juaranya Bakal Bertanding di Jepang
Abidin mengaku sudah mendengar kabar tersebut, namun masih mempelajari kebijakan selanjutnya.
"Konversi motor konvensional ke motor listrik memang sedang ramai. Kami (Yamaha) sudah mempersiapkannya. Namun belum dalam waktu dekat ini karena masih banyak kendala lain," terangnya kepada MOTOR Plus-online, di DDS1 Jakarta, Selasa (10/3/2020) kemarin.
Masalah penting yang harus dipersiapkan adalah infrastruktur dan pengadaan SPLU (stasiun pengisian listrik umum) yang belum merata.
"Konversi motor konvensional menjadi motor listrik itu mudah. Tinggal ganti mesin motor berbahan bakar minyak untuk digantikan baterai. Nah masalahnya di sini masih banyak jalan rusak atau berlubang. Belum lagi keberadaan SPLU yang masih belum tersebar," imbuh lulusan Yamaha Engineering School lulusan tahun 90/91 ini.
Yamaha sendiri lanjut Abidin sudah mengantisipasi rencana konversi ini dan pembekalan pengetahuan mekanik seputar teknologi motor listrik juga sudah berjalan.
Namun demikian, Abidin mengaku kalau semuanya kembali kepada persiapan lain untuk mendukung program konversi ini.
"Kita lihat saja nanti bagaimana. Kalau sudah benar-benar siap kami akan ikut peraturan pemerintah (konversi) tersebut," tutup lelaki yang bercita-cita sebagai penerbang ini.
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR