MOTOR Plus-Online.com - PT Yamaha Indonesia Motor Manufactur (YIMM) mengaku khawatir soal tidak terkendalinya wabah virus corona (covid-19).
Yamaha menilai virus corona akan berpotensi menggangu kinerja ekspor tahun ini.
Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Yamaha Indonesia tercatat sebagai produsen roda dua dengan volume ekspor tertinggi selama 2019 dengan capaian 379.775 unit, dibuntuti Honda dengan 301.935 unit.
"Sejauh ini sebenarnya belum berpengaruh, tapi mungkin dalam beberapa waktu ke depan daya beli bisa terganggu karena sektor pariwisata sudah mulai kena," kata GM After Sales & Motorsport PT YIMM M.Abidin dilansi dari Kompas.com, Selasa (10/3/2020).
Baca Juga: Ditanya Soal Kesiapan Seputar Konversi Motor Listrik, Bos Yamaha Kasih Jawaban Mengejutkan
"Baru Italia saja kan yang heboh, negara lain seperti Spanyol, Inggris, Perancis, Amerika Serikat, hingga Asia Tenggara baik-baik saja," katanya.
"Namun memang ke depan efek dari virus ini patut diantisipasi," lanjutnya.
Meski demikian, pertumbuhan Yamaha di tahun ini diperkirakan bakal tetap atau tidak berubah karena tertolong pada penjualan domestik.
"Domestik itu masih dominan, saat ini masih oke dan belum terpengaruh," kata Abidin.
"Mudah-mudahan setelah musim panas semuanya bisa terlewati," tambahnya.
Adapun informasi detail terkait ekspor motor Yamaha, ia masih belum bisa mengatakannya secara pasti.
Sebab, saat ini masih berkembang.
"Pasar domestik sampai saat ini lancar, tidak ada masalah dan Lagi pula subsitusi (komponen) itu banyak sehingga kalau ada barang yang diambil dari China atau Eropa bermasalah, bisa diambil dari wilayah lainnya," ucap Abidin.
Baca Juga: Mantap, Yamaha Kembali Gelar Kompetisi Antar Teknisi, Juaranya Bakal Bertanding di Jepang
Pada sisi manufaktur, lanjutnya, setiap komponen itu selalu disediakan cadangan stok untuk beberapa bulan ke depan.
Jadi kalau ada masalah, produksi tetap berjalan hingga batas waktu tertentu sampai pasokkan komponen tersebut kembali normal.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Erwan Hartawan |
Editor | : | Indra GT |
KOMENTAR