MOTOR Plus-online.com - Brother penggemar motor klasik, pasti pernah melihat postingan dari akun Motor Tua Jakarta di media sosial.
Melalui akun Instagram @motor_tua_jakarta, beragam motor lawas dari sport sampai bebek berhasil direstorasi untuk dijual.
Apalagi sekarang motor klasik semakin digemari anak muda di kota-kota besar, membuat nama Motor Tua Jakarta makin melambung.
Penasaran dengan Motor Tua Jakarta, yuk simak ulasannya!
Baca Juga: Fenomena Harga Motor Bebek 2-Tak Tembus Ratusan Juta, Apa Penyebabnya?
Baca Juga: Ini Bagian Mesin Paling Wajib Dicek Saat Membeli Motor 2-Tak
"Jadi saya punya akun Instagram motor_tua_jakarta ini fokus jual motor tua, yang sudah jadi dari hasil restorasi dengan pajak hidup pastinya," buka Mulyanto, owner Motor Tua Jakarta.
Mulyanto juga membantu para pemilik motor tua, dalam mencari rekomendasi bengkel serta mencari suku cadang.
Ada alasan sendiri yang membuat Mulyanto memutuskan, untuk menjual motor-motor klasik hasil restorasinya.
"Awalnya itu tentu karena hobi mas, saya suka motor-motor tua," jelas Mulyanto.
"Motor pertama yang saya restorasi itu Honda CG 110 tahun 80. Awalnya cuma pengen dipakai sendiri, tapi akhirnya ada yang nawar ya sudah saya jual," kenangnya.
"Dulu belum ada akun Instagram, masih via sosmed lain. Nah sekarang semenjak punya akun Instagram ini, ya Alhamdulillah respon netizen cukup banyak dan akhirnya saya memutuskan untuk memulai usaha ini," tukas Mulyanto.
Lantas, bagaimana cara Mulyanto mencari motor-motor bahan untuk direstorasi?
"Nah dulu sih saya dapat bahan dari situs jual beli atau Facebook," lanjut Mulyanto.
Baca Juga: Duh Susul MotoGP 2020, Balap Motor Tertua Di Dunia Ini Terancam Diundur Akibat Virus Corona
"Tapi kalau sekarang Alhamdulillah lebih gampang, karena banyak yang malah menawarkan langsung ke saya untuk saya beli, lalu saya restorasi dan saya jual kembali," jelasnya lagi.
Banyak orang tertarik akan Motor Tua Jakarta, berkat hasil restorasinya yang memuaskan.
"Sebenarnya di motor_tua_jakarta ciri khasnya kita itu jelas kita repaint dan poles bagian mesin, lalu service total mulai dari mesin dan kelistrikan" tunjuknya.
"Juga pencarian part-part yang sebisa mungkin original. Kita juga punya ciri khas dalam restorasi, yaitu mencoba semirip mungkin dengan brosur-brosur yang beredar sebagai iklan motor itu dahulu," bangga Mulyanto.
Baca Juga: Yuk Nostalgia, Iklan Motor Lawas Honda GL100 dan GL125, Kids Zaman Now Pasti Melongo
Yang unik, Mulyanto sendiri punya alasan belum memiliki workshop resmi bro.
"Saya sebenarnya mengerjakan semua restorasinya itu dengan beberapa rekanan baik saya," jujur Mulyanto.
"Kalau untuk bagian poles dan chrome rekanan kita yaitu Wahana Chrome. Terus bagian oprekan dan maintenance mesin rekanan saya juga di FYT Motor. Keduanya di Pangkalan Jati, Cinere. Kalau cat painting saya yang kerjakan sendiri. Part original saya dapat dari marketplace." jelasnya lagi.
Biar masih rumahan, banyak motor-motor langka berhasil direstorasi Motor Tua Jakarta.
Baca Juga: Murah Meriah, Pasang Lampu Sein Model Ini di Yamaha XSR 155, Tampilan Motor Jadi Lebih Klasik
"Yang paling rare pernah saya dapat ini Suzuki A100 (A3), Suzuki GT185, sama Yamaha RD 350 ini," katanya.
Mulyanto juga menambahkan, motor yang paling banyak dicari adalah Yamaha L2G dan L2S, serta Honda Astrea Prima yang disukai pemula akan motor klasik.
Namun Mulyanto jujur, kalau dirinya lebih suka menjual motor 2 tak, atau yang bermesin Twin.
"Untuk harga mulai dari 8 jutaan sampai diatas 30an ada kok," tandasnya.
Baca Juga: Video Vespa Klasik Jadi Motor Listrik, Habiskan Biaya Rp 20 Juta Demi Akselerasi Instan
Ke depannya, Mulyanto berharap bisa melebarkan bisnis Motor Tua Jakarta.
"Ada sedikit rencana untuk buka workshop sendiri. Biar bisa terima jasa restorasi kalau orang minta tolong kita," harapnya.
"Kalau sekarang saya masih belum bisa terima jasa restorasi gitu, karena keterbatasan SDM sih mas," tutup Mulyanto.
Penasaran hasil-hasil restorasi Motor Tua Jakarta, simak di bawah bro :
Source | : | GridOto.com |
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR