MOTOR Plus-online.com - Wabah corona bukan hanya membuat kondisi jalanan dan aktivitas menjadi sepi.
Wabah corona membuat masyarakat harus lockdown dan social distancing untuk memutus penyebaran corona.
Hal ini tentu sangat berpengaruh kepada penghasilan driver ojek online (ojol) yang semakin merosot.
Driver ojol memang sangat terdampak akibat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta.
Hal ini karena aturan driver ojol dilarang membawa penumpang di wilayah DKI Jakarta.
Banyak yang berpikiran kalau para pengojek masih bisa mencari penumpang di daerah penyangga Jakarta seperti Tangerang, Depok atau Bekasi.
Padahal menurut Igun Wicaksono, Ketua Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (GARDA) Indonesia, pengojek online yang berasal dari Jakarta akan sulit keluar menuju wilayah Depok, Tangerang dan Bekasi.
"Mereka kalau keluar dari Jakarta akan kena cek poin yang dijaga polisi beserta aparat lainnya. Takutnya mereka keluar Jakarta (beroperasi di Depok, Tangerang, Bekasi) nanti gak bisa balik lagi ke Jakarta, malah gak bisa pulang," jelas Igun (11/4).
Menurut Igun, situasi seperti ini membuat pengojek online asal Jakarta hanya bisa mengandalkan orderan pengiriman barang dan makanan.
"Akhirnya mereka mencoba bertahan sambil menunggu order barang dan makanan," jelasnya.
"Tetapi, masalah lainnya, untuk ambil layanan mengantar makanan itu kan perlu modal, saat situasinya seperti ini (angkut penumpang dilarang) kami modal untuk ordernya dari mana?" lanjutnya.
Oleh karena itu, GARDA Indonesia menolak keras larangan membawa penumpang.
Sebab, 70-80 persen penghasilan ojol bersumber dari layanan angkutan orang.
"Kami ingin pemerintah segera merevisi aturan tersebut. Atau jika memang dipaksakan tidak bisa membawa penumpang, pemerintah harus mempunyai solusi," tutupnya.
Source | : | GridOto.com |
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR