MOTOR Plus-online.com - Bukan rahasia kalau Fabio Quartararo begitu mengidolakan Valentino Rossi.
Bagaikan mimpi jadi kenyataan Fabio Quartararo pun bisa balapan bareng idolanya di kelas MotoGP sejak 2019.
Bahkan musim depan, Fabio Quartararo menggantikan posisi sang idolanya di tim Yamaha pabrikan.
Dulu saat Fabio Quartararo masih kanak-kanak saking ngefans sama The Doctor begitu julukan Valentino Rossi.
Gak peduli mau nunggu berapa lama biar ketemu dan foto bareng dengan idolanya itu, Fabio Quartararo rela nunggu berjam-jam.
Baca Juga: Kasih Kode Lanjut di MotoGP 2021, Bos Yamaha Beri Valentino Rossi Deadline, Paling Lambat Juni
Baca Juga: Valentino Rossi Punya Rencana Tunda Pensiun di MotoGP 2021, Kok Pihak MotoGP Indonesia Malah Senang?
Pembalap tim Petronas Yamaha SRT itu rela menunggu 2 jam hanya untuk berfoto.
Nah, pembalap ini adalah Fabio Quartararo dari Petronas Yamaha SRT.
Bukan rahasia lagi jika Quartararo kecil memang mengidolakan Valentino Rossi sebagai pembalap favoritnya.
Untuk itulah dia akan melakukan apa pun agar bisa dekat dengan idolanya itu.
"Valentino Rossi akan selalu menjadi pembalap favoritku," kata Fabio Quartararo dikutip dari Speedweek.com.
Baca Juga: Terungkap! Gak Ada Nama Valentino Rossi di MotoGP Virtual Race III, Bukan Gara-gara Gak Doyan
Fabio Quartararo harus menunggu hingga dua jam hanya untuk berfoto dengan Valentino Rossi yang kala itu sedang berada pada masa kejayaannya.
"Aku tak pernah lupa saat mendatangi Grand Prix pertama, saat itu di Valencia tahun 2006 atau 2007," ungkap Fabio Quartararo.
"Aku menunggu hampir dua jam sebelum adanya sesi hospitality yang memperbolehkan berfoto dengannya," tambah Fabio Quartararo.
Kini, Quartararo pun merasa bangga lantaran sudah menjadi pembalap satu pabrikan dan musim depan dia akan menjadi suksesor Valentino Rossi di tim utama Yamaha.
Mungkin sekarang Fabio Quartararo gak perlu nunggu berjam-jam hanya untuk foto bareng dengan Valentino Rossi.
Betul kan?
Source | : | Speedweek.com |
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR