Dia juga menilai hal ini akan berpotensi menimbulkan pelanggaran baru.
“Kalau seperti ini para pengedara motor bisa saja nekat punya dua pelat motor. Mereka nanti buat pelat palsu biar bisa ganti-ganti nomor polisi setiap hari,” ujar dia.
“Masa kita warga Jakarta harus pakai pelat nomor palsu hanya untuk keliling-keliling di kota sendiri,” tambah dia.
Penolakan juga datang dari seorang mahasiswi bernama Juwita Tambunan (18).
Dia menilai sistem ganjil genap untuk sepeda motor tidak ada hubunganya dengan upaya mengurangi penyebaran Covid-19.
Menurut dia, peraturan tersebut akan mendorong orang naik transportasi umum.
Nah, di kendaraan umum, peluang orang tertular atau menularkan Covid-19 justru makin besar. "Malah tambah banyak dong yang kena (Covid-19). Sekalian saja kalau gitu enggak usah new normal,” kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rencana Penerapan Ganjil Genap untuk Sepeda Motor Ditolak Warga",
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR