MOTOR Plus-Online.com - Bikers wajib waspada nih dalam segala hal yang mungkin terjadi.
Di masa pandemi virus corona (Covid-19), masyarakat diharapkan tetap waspada terhadap ancaman penyakit lain.
Salah satunya demam berdarah.
Kementerian Kesehatan mencatat, ada 68.000 kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia secara kumulatif hingga Juni 2020.
Angka kematian penyakit demam berdarah termasuk tinggi yakni hampir 400 jiwa.
Ini menjadi tantangan di tengah pandemi COVID-19.
Khususnya terhadap masyarakat di wilayah-wilayah endemi malaria.
Kemenkes mencatat tahun ini kasus demam berdarah antara 100-500 kasus per hari.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menyampaikan masyarakat perlu waspada dengan ancaman penyakit yang disebabkan nyamuk ini.
Baca Juga: Cegah Kerumunan dan Bisa Menyebarkan Virus Corona, Ditlantas Polda Jatim Maksimalkan Samsat Keliling
Menurut dia, daerah yang mencatatkan kasus DBD tertinggi juga memiliki jumlah kasus Covid-19 yang tinggi.
Provinsi dengan jumlah kasus DBD tertinggi antara lain Jawa Barat, Lampung, NTT, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan.
Dari total kasus tersebut, sebanyak 346 orang di antaranya meninggal.
Menurutnya, demam berdarah adalah suatu penyakit yang sampai sekarang juga belum ada obatnya.
Baca Juga: Cara Bikin Hand Sanitizer Pakai 5 Bahan Sederhana, Bikers Bisa Langsung Coba di Rumah
"Vaksinnya belum terlalu efektif dan salah satu upaya untuk mencegahnya adalah kita menghindari gigitan nyamuk dan sama-sama virus ini,” ucap Siti dilansir dari Kompas.com, Selasa (23/6/2020).
Selain masyarakat juga harus tau perbedaan demam akibat virus corona dan demam berdarah.
Ahli infeksi dan pediatri tropik RSCM, dr Mulya Rahma Karyanti memberikan sedikit penjelasan nih.
Menurutnya, meski memiliki gejala yang sama, namun ada beberapa perbedaan dari demam yang ditimbulkan keduanya.
Baca Juga: Kabar Bagus Nih Bikers, Naik Kereta Api Jarak Jauh Bakal Dikasih Hadiah, Sekalian Cegah Virus Corona
Baik Covid-19 ataupun demam berdarah sama-sama merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus.
Berbeda dengan Covid-19 yang ditularkan melalui percikan droplet orang yang terinfeksi, DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Meski sama-sama menimbulkan demam, namun gejala yang ditimbulkan keduanya memiliki perbedaan.
Pada pasien Covid-19, misalnya, keluhan demam akan disertai dengan beberapa gejala gangguan pernapasan seperti batuk dan sesak napas.
Sementara pada pasien DBD, umumnya demam tidak disertai dengan gangguan pernapasan seperti sesak napas.
Alih-alih mewaspadai gejala batuk, yang patut diamati dari DBD adalah demam yang disertai dengan gejala pendarahan yang spontan seperti mimisan, gusi berdarah, dan munculnya bintik-bintik merah pada kulit.
Gejala ini lah yang tidak terjadi pada pasien Covid-19.
Selain itu yang paling penting jika demam tak membaik setelah tiga hari, segera bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Erwan Hartawan |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR