MOTOR Plus-online.com - Banyak yang pakai buat balap ilegal dan setting motor, kenapa namanya Sera ya?
Sirkuit Sentul merupakan sirkuit legendaris di Indonesia.
Bahkan Valentino Rossi pernah mengaspal di Sirkuit Sentul, saat GP Indonesia tahun 1996 dan 1997.
Kini sirkuit Sentul punya agenda mingguan, yakni ajang balap Sera Sentul.
Baca Juga: Niat Ikutan Balap Sera Sentul? Gak Buka Tiap Hari Lo, Nih Jadwalnya
Baca Juga: Sama-sama Balap Motor Ilegal, Mending Ikutan Balap Sera Sentul atau di Jalan Raya Bro?
Penikmat balap lurus alias drag race pasti enggak asing dengar kata Sera.
Meski banyak yang sudah ikutan Sera, masih banyak yang belum tau alasan namanya Sera.
Awalnya, Sera punya arti Senin Rame, karena digelar setiap hari Senin.
Namun semakin ke sini, Sera berubah arti menjadi Sentul Raya.
Baca Juga: Wuih Ajang Balap Sera Sentul Jadi Primadona, Segini Biaya Masuknya
Soalnya, yang dipakai hanya area starting grid di sirkuit Sentul, dengan panjang 500 meter.
Menurut sejarah yang dikutip dari beberapa sumber, balap Sera Sentul pertama kali di bentuk dan di buka pada tahun 2004, di motori oleh Aven dan Bondel (bukan nama sebenarnya).
Melansir dari Tabloid Motor Plus, sayangnya ajang balap Sera tidak berumur panjang.
Diperkirakan hanya sampai 1,5 tahun langsung di tutup karena ada pergantian manajemen sirkuit Sentul.
Baca Juga: Vespa Sprint Bengis Spek Drag 500 Meter Sentul, Tenaga Naik 145 Persen
Namun akhirnya ajang balap Sera Sentul dibuka kembali pada 5 Maret 2012 sampai sekarang.
Meski begitu, ada juga yang mengartikan Sera sebagai Senin Rabu.
Pasalnya balap Sera Sentul digelar setiap hari Senin dan Rabu saja.
Itu juga digelar kalau tidak ada event di Sirkuit Sentul.
Baca Juga: Tren Pelek Suzuki Satria F150 di Dragbike, Balap Liar dan Funrace
Buat masuknya, brother harus menyiapkan uang Rp 25 ribu perorangnya, Rp 10 ribu di cek poin kedua dan Rp 35 ribu untuk kendaraan mobil/motor.
Sementara info seputar balap Sera Sentul bisa brother lihat di akun Instagram @info.sera.senin dan @info_rabuceria.
Lihat postingan ini di Instagram
Lihat postingan ini di Instagram
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR