MOTOR Plus-Online.com - Pemilik kendaraan dibebaskan memilih produsen penyedia bahan bakar minyak (BBM).
Di Indonesia kini banyak produsen mulai dari Pertamina, Shell, Total, BP AKR dan Vivo.
Sebagai pemilik kendaraan, kadang brother dibuat penasaran dan ingin mencoba BBM dari masing-masing produsen.
Nah, apakah sering isi BBM beda produsen memiliki pengaruh buruk terhadap mesin kendaraan?
Baca Juga: Kata Siapa Bensin Bisa Basi? Ini Caranya Agar Bensin Tetap Segar
Baca Juga: Segini Harga Bensin Pertamina Terbaru Juli 2020 Setelah Harga Minyak Dunia Meroket
Prof. Tri Yuswidjajanto selaku Ahli Konversi Energi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan, sensasi berbeda yang dirasakan ketika menggunakan BBM beda produsen dipengaruhi banyak faktor.
"Meski penggolongan RON umumnya dari setiap produsen sama. Misalnya RON 92 di Pertamina ada Pertamax dan Shell ada Super, tapi detailnya RON-nya bisa berbeda," ujar Prof Yus dilansir dari GridOto.com, Senin (1/8/2020).
"Mungkin ada yang pas 92 dan ada yang 92,5, jadi ini yang menyebabkan efek pemakaiannya berbeda," tambahnya.
Selain RON, menurut Tri, zat aditif seperti deterjen dan oktan booster yang digunakan masing-masing produsen juga berbeda.
"Zat aditif pada BBM ada yang untuk mengatur RON seperti oktan booster, ada yang buat menjaga performa mesin seperti deterjen dan juga berfungsi untuk memelihara katup hisap seperti karburator dan injector supaya tidak menghasilkan deposit yang banyak," katanya.
"Nah zat aditif yang digunakan berbagai produsen ini berbeda-beda. Makanya kalau kendaraan pakai Pertamina dan Shell atau produsen lain rasanya berbeda," lanjutnya.
Sementara efek dari pencampuran BBM beda produsen ini, tergantung dari kemampuan menerima bahan bakar di setiap kendaraan yang bervariasi.
"Isi BBM ini orang jarang yang sampai habis banget atau sampai kosong," terangnya.
Baca Juga: Biar Ramah Lingkungan, Kandungan Bensin Harus Ikut Standar Dunia
"Kalau BBM beda produsen ini tercampur jika mesinnya mampu menerima tidak masalah," sambungnya.
"Tapi jika tidak compatible justru malah menghasilkan kotoran yang banyak," jelas Prof Yus.
Ia mengungkapkan, dampak lain dari pencampuran BBM beda produsen justru tidak membuat performa kendaraan makin baik.
"Jika BBM beda produsen ini tidak bisa bersinergi di ruang bakar akan membuat performa mesin menurun," sebutnya.
Baca Juga: Wajib Tahu, Ternyata Banyak Ruginya Kalau Enggak Pakai Bensin Sesuai Anjuran Pabrikan
Karena itu, Tri menyarankan sebaiknya jangan sering gonta-ganti BBM beda produsen agar performa mesin terjaga.
"Saran saya sebaiknya jangan sering mencampur atau mengkonsumsi BBM beda produsen," katanya.
"Misalnya kalau sering pakai Pertamina ya pakai itu saja terus," tutupnya.
Penulis | : | Erwan Hartawan |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR