MOTOR Plus-online.com - Sering jadi andalan banyak bikers, buff dan masker scuba enggak boleh lagi dipakai saat naik KRL.
Sebelum adanya pandemi Covid-19, bikers pasti sering memakai masker atau buff saat naik motor.
Namun semenjak pandemi Covid-19, masker buff atau masker scuba menjadi buruan banyak bikers.
Baru-baru ini, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyatakan masker scuba dan buff kurang efektif menangkal virus corona.
Baca Juga: Awas Bro! Pakai Masker Scuba atau Buff Dilarang Naik KRL, Kok Bisa Sih?
"Masker scuba atau buff adalah masker dengan satu lapisan saja dan terlalu tipis sehingga kemungkinan untuk tembus lebih besar," kata Wiku lewat kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (15/9/2020).
Karena pernyataan tersebut, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mulai menerapkan pelarangan penggunaan buff dan masker jenis scuba terhadap seluruh penumpang KRL Jabodetabek, Senin (21/9/2020).
Pihak KCI mewajibkan para pengguna KRL untuk memakai masker medis atau masker kain yang terdiri dari tiga lapis.
VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba mengatakn, larangan tersebut diterapkan sebagai upaya lanjutan untuk menekan penyebaran Covid-19 di dalam KRL.
Baca Juga: Bikers Simak Nih, Pakai Masker Scuba atau Buff Dilarang Naik KRL, Lah Memangnya Kenapa?
"Mulai hari ini, KCI sudah mewajibkan seluruh pengguna KRL untuk memakai masker kain yang terdiri dari tiga lapisan atau masker kesehatan yang digunakan sekali pakai," kata Anne dikutip dari Kompas.com.
Anne mengatakan, penggunaan masker kain atau masker medis terbukti efektif mencegah droplet atau cairan yang keluar dari mulut dan hidung.
Ia mengklaim, aturan larangan tersebut sudah dapat diikuti dengan baik oleh para pengguna KRL.
Selain itu, sambungnya, protokol kesehatan seperti menjaga jarak, pengukuran suhu tubuh, mencuci tangan, juga tetap berlaku saat berada di stasiun maupun di KRL.
Baca Juga: Bikin Kangen, Masker Legenda MotoGP Mendiang Nicky Hayden Resmi Dijual, Segini Harganya
"Semua upaya yang dilakukan KCI perlu dukungan dan kerja sama dari seluruh pengguna untuk menekan penyebaran Covid-19," kata Anne.
Masker yang tidak efektif tahan virus
Dian Burhani, S. Si, M.T, peneliti di Pusat Penelitian Biomaterial LIPI mengatakan, salah satu faktor yang menentukan efektivitas masker untuk mencegah penyebaran virus corona adalah ukuran pori material bahan.
“Virus corona ini kan ditularkan melalui droplet," ujar Dian, Rabu (16/9/2020).
"Jadi, agar efektif memang ukuran pori bahan masker harus lebih kecil dari ukuran droplet,” sambungnya.
Baca Juga: Awas Jakarta PSBB Total, Bikers Gak Pakai Masker Bisa Didenda Rp 1 Juta, Bikin Tekor Bro
Dian menambahkan, jika dibandingkan dengan masker N95 yang porinya 14 mikron, masker scuba cenderung memiliki pori yang lebih besar, yaitu sekitar 30-40 mikron.
Selain ukuran porinya lebih besar, hal lain yang membuat masker scuba diragukan efektivitasnya adalah karena masker ini hanya satu lapis.
“Kalau hanya memakai masker satu lapis, khawatir droplet menempel pada bagian luar masker scuba dan lama-lama meresap melalui pori masker, yang kemudian akan langsung mengenai mulut dan hidung kita,” ujar dia.
Selain masker N95 dan masker bedah, menurut Dian, masker yang terbilang efektif mencegah penyebaran virus corona adalah masker katun tiga lapis.
Baca Juga: Biar Kapok PSBB Total Tidak Pakai Masker Denda Rp 500 Ribu? Agar Ada Efek Jera
Bukan tanpa alasan masker katun tiga lapis memiliki perlindungan yang lebih maksimal. Pasalnya, setiap bagian masker memiliki fungsi perlindungan masing-masing.
Dijelaskan Dian, masker lapis pertama di bagian dalam berfungsi untuk menyerap cairan yang keluar dari mulut kita.
Lalu lapisan kedua di bagian tengah berfungsi sebagai filter kuman, dan lapisan ketiga di bagian luar berfungsi melindungi kita dari droplet orang lain.
Meski banyak orang mengeluhkan rasa tak nyaman saat memakai masker tiga lapis, Dian meyakinkan bahwa masker tiga lapis tidak akan membuat pemakainya kesulitan bernapas.
"Memang terasa agak tidak nyaman. Tapi, masker tiga lapis ini lebih aman," ungkap Dian.
"Jika saat pemakaian mulai terasa pengap, bisa dilepas dan diganti dengan masker baru," lanjutnya.
"Maksimal untuk penggantian masker setiap empat jam sekali,” jelas Dian.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hari ini, KCI Resmi Larang Penumpang KRL Pakai Buff dan Masker Scuba" dan "Satgas Covid-19: Masker Scuba dan Buff Kurang Efektif Tangkal Virus Corona"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR