MOTOR Plus-online.com – Tidak hanya merusak mesin, penggunaan BBM yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin juga akan merugikan lingkungan.
Hal ini disampaikan langsung oleh Prof. Tri Yuswidjajanto, dosen teknik mesin ITB dan juga peneliti LAPI ITB.
Penggunaan BBM yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin dan rekomendasi pabrikan mampu merusak komponen terpenting di dalam mesin.
Terutama jika menggunakan BBM dengan RON di bawah spesifikasi mesin motor.
Baca Juga: Campur Bensin Premium dengan Pertalite atau Pertamax, Efeknya Bikin Bikers Panas Dingin
Baca Juga: Waspada, Begini Ciri-ciri Komponen Motor Yang Bermasalah Karena Tidak Pakai BBM Sesuai Pabrikan
Misalnya, sepeda motor dengan rasio kompresi 10,5 : 1, disarankan untuk menggunakan BBM minimal Pertamax dengan RON 92 namun diisi Premium dengan RON 88.
Hal ini mempunyai efek buruk di sepeda motor itu sendiri, karena bisa terjadi gejala ‘ngelitik’ atau knocking.
Detonasi ini terjadi karena bahan bakar terbakar terlebih dahulu sebelum waktunya.
Sehingga, proses pembakaran di ruang bakar tidak sempurna.
Efeknya mesin akan menjadi lebih panas.
Serta bisa merusak piston, klepnya dan membuat ruang bakar menjadi terkikis.
Kerak yang sudah mengkerak, sedikit terbaret ke bagian piston ataupun bagian silindernya, otomatis mesin jadi ngebul.
Begitu ngebul, tenaga dari sepeda motor itu sendiri menjadi berkurang, alias loyo.
“Selain membuatnya jadi boros, penggunaan BBM dengan RON terlalu rendah juga membuat emisi gas buang menjadi tinggi,” buka Prof. Tri Yuswidjajanto.
“Akibatnya, menghasilkan polusi udara yang lebih banyak dan tentunya merugikan masyarakat banyak,” sambungnya.
Polusi udara ini menghasilkan beberapa penyakit berbahaya, seperti:
1. Karsinogen (kerusakan: organ, kanker, sumsum tulang belakang, otak, anemia)
2. Kerusakan Sistem Pernapasan (kurang oksigen, kerusakan otak, kanker paru-paru)
3. Kerusakan Sistem Peredaran Darah (darah mengental, arteroskeliosis, kardiovaskuler, stroke, diabetes)
Begitu pun jika rasio kompresi 10,5 : 1 tersebut menggunakan BBM dengan RON yang terlalu tinggi seperti Pertamax Turbo (RON 98).
“BBM dengan RON lebih tinggi bisa meninggalkan sisa-sisa BBM yang tidak terbakar,” beber Prof. Tri Yuswidjajanto.
Yus menjelaskan, bahan bakar yang tidak terbakar tersebut bisa saja masuk ke komponen mesin dan bercampur ke oli atau biasa disebut fuel dilution.
Seperti halnya Yamaha NMAX yang memakai BBM Pertamax Turbo dianggap mubazir.
“Karena bensin (Pertamax Turbo) terlalu tinggi justru pembakaran di mesin (Yamaha NMAX) tidak sempurna,” sebutnya.
“Sebaiknya ikuti anjuran dari pabrikan, mereka lebih tau setting engine management dari mesin seperti apa, dari kompresi dan lain-lain,” tambahnya.
“Kesimpulannya, kerugian kesehatan dan lingkungan akibat polusi udara berdampak jangka panjang dan memerlukan biaya sangat besar untuk pemulihannya.”
“Polusi udara terutama disebabkan oleh emisi gas buang kendaraan yang tinggi.”
“Emisi gas buang tinggi diakibatkan oleh penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai dengan teknologi mesin kendaraan.”
“Ikutilah rekomendasi pembuat kendaraan dalam memilih bahan bakar yang akan digunakan,” tutup Prof Yus.
Penulis | : | Niko Fiandri |
Editor | : | Niko Fiandri |
KOMENTAR