MOTOR Plus-online.com - Ini pembalap Indonesia ternama di zaman sirkuit Ancol, sudah tahu belum bro?
Tahun 2021 jadi tahun yang ditunggu-tunggu banyak fanatikan MotoGP di Tanah Air.
Soalnya MotoGP bakal digelar di Indonesia, tepatnya di sirkuit Mandalika, Flores, NTB.
Meski masih dalam tahap pembangunan dan perlu lulus homologasi.
Baca Juga: Nihil Indonesia Di Moto2 2021, Ada 3 Di Kejuaraan Balap Motor Ini
Baca Juga: Ini Nomor Start Keramat Yang Dilarang Dipakai di Ajang MotoGP, Kenapa?
Sirkuit Mandalika diharapkan bisa menjadi host berbagai kejuaraan balap motor dunia.
Sebelum melihat sirkuit Mandalika selesai, MOTOR Plus mau mengajak brother sedikit flashback pada zaman sirkuit Ancol.
Sirkuit Ancol merupakan sirkuit internasional satu-satunya dan kebanggaan bangsa Indonesia pada zaman dahulu sampai era 1980-an.
Para jawara balap di sirkuit Ancol memang sering dijuluki 'Setan Ancol'.
Bahkan waktu itu motor Honda GL100 pernah berjaya di sirkuit Ancol.
Saat balapan masih digelar di Sirkuit Ancol, itu malah zaman dulu Grand Prix itu ada.
Jadi, banyak pembalap dunia yang juga balap di sirkuit Ancol.
Saat itu, lahir juga pembalap-pembalap ternama Indonesia seperti Abauw atau Hendra Tirta Saputra.
Kalau dia balap di Malaysia, enggak ada musuhnya.
Karena yang yang menang pastinya, adalah Abauw.
Baca Juga: Keren Abis, 3 Pembalap Indonesia Di Balap Motor Internasional 2020
Pembalap era Ancol yang paling hebat adalah Sony Saksono.
Atau nama lengkapnya adalah Saksono Sastro Atmodjo.
Pria kelahiran 3 Desember 1946 ini berasal dari keluarga Sastro Atmojo.
Beliau berasal dari keluarga besar Sastro Atmodjo, adik dari Anwari S.A (pembalap era 1960-an), Sarsito S.A yang juga masih kakak kandung dari Sidarto S.A (pembalap motor dan mobil era 1970-an).
Sony Saksono adalah pembalap kenamaan Indonesia era 1960-1970an.
Baca Juga: Gak Ada Pembalap Indonesia Di Moto2 2021, Ada Di Kejuaraan Dunia Ini
Bahkan satu-satunya dalam sejarah GP 500 pembalap Indonesia yang pernah naik podium kedua di GP Zandvoort, Belanda.
Sony Saksono mengikuti balap di bawah naungan tim Belanda milik Meneer Bant.
| Source | : | berbagai sumber |
| Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
| Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR