MOTOR Plus-online.com - 4 fakta uang logam Rp 500 gambar melati dijual setara 33 unit Honda BeAT.
Apa benar uang logam jadul pecahan Rp 500 ini mengandung emas sehingga nilai jualnya mahal.
Uang jadul logam pecahan Rp 500 belakangan ini tengah heboh dan jadi pembicaraan.
Satu keping uang logam Rp 500 bergambar melati dijual setara harga 33 unit Honda BeAT.
Baca Juga: Uang Logam Jadul Rp 500 Setara 33 Unit Honda BeAT, Terbuat dari Apa?
Jadi pertanyaan bikers kenapa uang logam Rp 500 ini bisa mahal.
Apakah benar uang logam Rp 500 bergambar melati ini mengandung emas.
Seperti yang ditawarkan di marketplace dengan harga yang sangat fantastis Rp 555.500.000.
Sebagai informasi, harga Honda BeAT CBS sendiri saat ini adalah Rp 16,450 juta OTR Jakarta.
Baca Juga: Berita Heboh Sepanjang 2020, 1 Uang Koin Dapat Beli Belasan NMAX
Penjual uang logam di marketplace itu pun memberikan keterangan sebagai berikut:
"Uang Koin Rp 500 Bunga Melati 1991
uang mediasi dan transaksi untuk hajat lebih pasti, sudah terisi energi alam
untuk kelancaran acara.
baik untuk koleksi dan ritualisasi
ini hanya media pelancar, bukan tujuan
semoga berkah untuk semua."
Baca Juga: Gokil! Mahasiswa Ini Beli Motor Honda Supra GTR 150 Cash Pakai Sekarung Uang Koin
Melihat hal itu pasti brother penasaran, memangnya uang koin jadul tersebut terbuat dari apa sampai harganya begitu mahal.
Dengan warna kuning mengkilat, apakah mengandung emas?
Dirangkum TribunTravel dari berbagai sumber, berikut beberapa fakta yang akan memberimu jawaban tentang misteri uang koin 500-an.
1. Biaya produksi uang
Biaya produksi uang koin meliputi nilai bahan baku dan teknologi (nilai interinsik) harus lebih rendah dari nominal yang tertera.
Artinya, sebuah uang koin 500an pasti dibuat dengan biaya kurang dari Rp 500.
Hal ini dijelaskan oleh Kepala Departemen Cetak Uang Logam dan Logam Non Uang Peruri pada 29 Mei 2013 silam.
Meskipun terlihat mengkilat, uang logam Rupiah 500-an keluaran tahun 1991 tidak mengandung emas.
Emas yang mahal jelas tidak memenuhi syarat bahan baku untuk produksi uang tersebut.
Baca Juga: Wuih Dua Uang Kerokan Ini Punya Harga Fantastis, Satu Uang Ini Bisa Beli 16 Unit All New NMAX
2. Bahan pembuat uang
Lalu, apa yang membuat uang ini terlihat berwarna kuning cemerlang dan tak cepat pudar meski sudah sangat lama?
Hal itulah yang membuat masyarakat menduga uang ini mengandung emas.
Kenyataannya, pemerintah menggunakan alumunium brown sebagai bahan pembuatan uang Rp 500.
Sifatnya yang tak mudah berubah warna membuat logam ini disangka sebagai emas.
Baca Juga: 6 Fakta Beli Motor Pakai Uang untuk Kerokan, dari Honda Vario Sampai Kawasaki Ninja 250!
3. Bahan untuk membuat uang logam di Indonesia
Pada umumnya, uang koin rupiah dibuat dengan bahan utama dari logam di antaranya alumunium, nikel, dan kuningan.
Namun, bahan yang paling sering digunakan adalah alumunium karena produksinya yang melimpah dan harganya cenderung lebih murah.
4. Uang logam keluaran Bank Indonesia ada yang benar-benar mengandung emas
Tidak perlu kecewa karena uang logam 500-an tidak ada emasnya.
Ternyata, Bank Indonesia pernah mengeluarkan uang koin yang mengandung logam mulia berharga fantastis itu lho.
Baca Juga: Canggih Cukup Bermodal Uang Koin Jok Yamaha NMAX Otomatis Terbuka Sendiri Tanpa Hidrolik.
Tapi, uang itu hanya dibuat sebagai koleksi Bank Indonesia saja.
Uang keluaran BI yang mengandung emas ini hanya dibuat dalam jumlah terbatas.
Uang logam dengan bahan emas memiliki beberapa seri, di antaranya seri 25 tahun Kemerdekaan RI, seri perjuangan angkatan 45, seri save the children, seri cagar alam, seri children of the world, seri 50 tahun kemerdekaan RI, dan seri 10 tahun pemimpin RI.
Bahkan uang-uang koin tersebut ada yang memiliki kandungan emas mencapai 99,99%.
Nominal yang tertera pun beragam mulai dari Rp 5000 sampai Rp 850000.
Apakah kamu termasuk yang pernah menggunakan uang logam Rp 500 tahun 1991 yang berwarna kuning emas?
Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com dengan judul Benarkah Uang Logam 500 Rupiah Tahun 1991 Bahan Bakunya Mengandung Emas?
Source | : | Tribun Travel |
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR