MOTOR Plus-online.com - Motor listrik biar awet baterainya, cukup perhatikan 3 faktor ini.
Popularitas motor listrik sedang naik daun di Indonesia, terutama di kota-kota besar.
Mulai dari GESITS, Honda PCX Electric sampai motor listrik konversi listrik mulai bermunculan di jalan.
Baterai sendiri, masih jadi pertanyaan banyak orang awam terutama bagaimana caranya biar awet.
Baca Juga: Wow Uang Logam Jadul Rp 500 Setara Ditukar 33 Unit Honda BeAT Baru
Baca Juga: 3 Bantuan Pemerintah Dibagikan Besok, Cek Nama Kamu Ada atau Tidak
Apalagi pernah muncul beberapa berita, kalau motor listrik bisa terbakar karena masalah di baterainya.
Kasus kebakaran ini terjadi saat baterai sedang di-charge, yang bikin orang agak takut.
Padahal, proses charging baterai motor listrik itu mirip mengisi bensin motor bensin.
Dimana keduanya harus dilakukan secara teliti, dan memperhatikan 3 faktor.
Baca Juga: Bantuan Rp 3,55 Juta Gelombang 12 Dibuka, Syarat Cukup Bikin Akun
"Untuk charging, yang penting adalah kesesuaian penggunaan charger," buka Hendro Sutono, aktivis motor listrik dari KOSMIK (Komunitas Sepeda/Motor Listrik Indonesia).
"Seperti baterai handphone ada yang fast charging, ada yang biasa. Kalo baterai biasa dikasih charger fast charging maka baterai bisa panas," lanjut Hendro kepada Motorplus-online.
Selain itu, Hendro menekankan soal kualitas charger haruslah baik dan optimal.
"Sehingga bekerja dengan benar, pada posisi voltase yg ditentukan akan floating atau cut off." sebut pria berkacamata ini.
Baca Juga: Horee Mulai Hari Ini 3 Bantuan Pemerintah Dibagikan Ayo Cek Apa Anda Termasuk Penerima di Link Ini
Poin selanjutnya, ada komponen penting buat baterai motor listrik yaitu BMS atau Battery Management System.
Agar jelas, kita kenali dulu apa itu BMS, dan kenapa baterai motor listrik ada yang bisa terbakar.
"Seperti kita tahum, baterai lithium terdiri atas banyak sel yang terpasang dalam rangkaian Seri dan Paralel," ungkap Hendro.
"Fungsi BMS untuk menyeimbangkan voltase dan kapasitas antar sel, sehingga secara keseluruhan baterai berada pada kapasitas kerja yang sama, baik pada saat discharging maupun charging," lanjutnya.
Karena kalau ada salah satu sel yang mengalami kelebihan beban kerja, maka sel itu akan mengalami kerusakan.
"Jika kelebihan beban pada saat discharging/pemakaian maka sel itu akan lebih cepat habis/terkuras," jelas Hendro.
"Nah, kalau itu terjadi saat charging, maka sel itu akan penuh duluan, sementara yang lain masih belum full," lanjutnya.
"Dan karena yang lain masih belum full, maka charger masih terus memberikan arus untuk mengisi sel lain, akibatnya overcharging deh," ungkap Hendro.
Baca Juga: Gratis Tidak Hanya Bikin SIM Tapi Jokowi Juga Setujui Perpanjangan Tanpa Biaya
Kasus motor listrik terbakar sendiri, karena terjadi overcharging dan motor listrik itu tidak dilengkapi BMS.
"Kondisi overcharging itu akan membuat baterai panas berlebih. Dalam kondisi tertentu, panas berlebih bisa menimbulkan ledakan pada baterai," analisa Hendro.
Makanya Hendro dan rekan-rekan di KOSMIK selalu menekankan, akan pemahaman soal baterai, charging dan BMS.
Apalagi banyak rekan-rekan di KOSMIK berani merakit motor listrik sendiri, yang tetap aman dipakai yang bisa disimak DISINI.
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Indra GT |
KOMENTAR