MOTOR Plus-online.com - Sirkuit legenda balap road race underbone 2-tak yang sempat membuat pembalap dan mekanik bingung memilih knalpot.
Ya, ini lah sirkuit Kemayoran, Jakarta Pusat, yang berhasil bikin galau untuk menggunakan knalpot udang atau model kolong.
Knalpot udang memang ampuh.
Minggu terakhir di bulan Juni 1999 di lintasan beton Kemayoran, jadi saksinya.
Baca Juga: Ajib, Ahmad Jayadi Lebarkan Usaha, Perawatan Motor Bisa Sambil Ngupi
Baca Juga: Ingat Tragedi Road Race di Solo Tahun 1999? Panitia Jadi Korban
Juara satu dan dua pengebut bebek tune-up 110 cc seeded B pakai udang.
Begitu pula juara pertama hingga enam di seri ke-5 Kejurda DKI Road Race seeded A.
Pendek omong, knalpot udang cocok trek pendek seperti sirkuit ini.
Beruntunglah pemakai udang pada bebek tune-up di trek beton kasar Kemayoran.
Baca Juga: Nostalgia, 4 Pembalap Wanita Penakluk Underbone 2-Tak Tahun '90-an
Meski tunggang langgang, perut udang tak digesek aspal.
Dia dilindungi pijakan kaki dan bak mesin.
"Ketika terjatuh, bak mesin dan pijakan lebih dulu mengantam aspal," sebut Bima, petarung asal Yogya membawa nama Jayadipa Motor Sport (JMS), yang juga mengandalkan udang.
Beda dengan kolong, gampang penyok menggesek beton.
Baca Juga: Dewa Road Race Indonesia Ternyata Pernah Juara Gokart, Ini Faktanya
Jika penyok, volume tabung berubah.
Akibatnya, bisa mengacaukan sirkulasi gas buang.
Kemampuan mesin pun menurun.
Apalagi kalau jatuh, knalpot koiong mudah babak belur.
Baca Juga: Ketua IMI Baru, Bamsoet Survey Lahan Untuk Bikin Sirkuit Baru di Bali
Terbukti ketika Ade Taruna mengglosor, knalpot kolongya penyok.
Padahal barusan beli, asli luar lagi.
Tipikal udang, cuma cocok di trek pendek.
Itu bisa dideteksi pada waktu pengapian di bawah 10° sebelum TMA.
Baca Juga: Jelang Pemilihan Ketua IMI Pusat Yang Baru, Inilah Harapan Tim-tim Balap Motor Indonesia
Bahkan bisa dipatok 7°.
Ini berlawanan jika pakai knalpot kolong, waktu pengapiannya selalu di atas 10°.
Menurut Andy Syafei alias Memed dari JMS, dari waktu pengapian itu, si udang bisa dideteksi.
Katanya, di lintasan panjang seperti Tawang Mas Semarang dan Sentul, jangan harap udang berprestasi.
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR