MOTOR Plus-online.com - Motor pertama di Pulau Jawa punya julukan kereta setan, apa maksudnya?
Sebelum Indonesia merdeka, rupanya banyak motor lawas dari Eropa.
Tentunya motor-motor ini dipakai oleh penjajah di Indonesia.
Anehnya, motor pertama ini dijuluki kereta setan, apa maksudnya ya?
Baca Juga: Tengok Sejarah, Begini Lampu Motor Pertama Kali Meluncur di Dunia
Motor pertama di pulau jawa adalah J.C Potter.
Motor ini punya bentuk mirip seperti sepeda.
Uniknya motor ini menggunakan ukuran ban yang berbeda, depan lebih besar dan belakang berukuran kecil.
Dalam sejarah yang berkembang, J.C Potter bukanlah sebuah merek motor tersebut.
Baca Juga: Nostalgia Honda CX500 Turbo, Motor Pertama di Dunia yang Pakai Turbocharger
Motor dengan tahun produksi 1898 itu ditemukan di Indonesia tanpa merek dan hanya meninggalkan nama pemilik motor tersebut yakni John C Potter.
Motor ini dipesan langsung dari pabrik Hildebrand und Wolfmuller Jerman oleh J.C Potter.
J.C Potter bisa dibilang motor pertama di Indonesia dan ditemukan di Probolinggo tahun 1893.
John C Potter merupakan warga negara Inggris yang bekerja sebagai masinis pabrik gula.
Baca Juga: Ini Dia 6 Motor yang Dipakai TNI Jaga Kemerdekaan Indonesia, Ada yang Buatan Rusia
Spesifikasi motor J.C Potter cukup mencengangkan karena mengusung mesin Twin Cylinder 1.488 cc, 4T Watercooled.
Uniknya motor ini enggak menggunakan kopling dan untuk menghidupkan mesinnya motor harus didorong terlebih dahulu.
Motor ini juga dijuluki masyarakat sebagai kereta setan.
Soalnya orang-orang pada heran saat melihat motor tersebut berjalan.
Baca Juga: Jarang Banget yang Tahu Motor Pertama Yang Dijual Yamaha Di Indonesia
Maklum saja motor pertama di pulau Jawa, pasti bikin bingung melihatnya.
Karena tidak ditarik kuda atau hewan lain, banyak masyarakat memberi julukan kereta setan.
Untuk yang penasaran melihat bentuknya langsung bisa mengunjungi Museum Tantular Sidoarjo dan masih tersimpan rapi.
Pada keterangan di museum tersebut, motor ini diberi keterangan merek Daimler bermesin uap.
| Source | : | berbagai sumber |
| Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
| Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR