MOTOR Plus-online.com - DeketBanget, heboh Hendriansyah jadi juara nasional, 22 tahun MOTOR Plus edisi pertama tahun 1999.
Yup di ulang tahun MOTOR Plus ke-22, banyak berita-berita lama yang seru untuk dikulik kembali.
Buat yang belum tahu, MOTOR Plus pertama kali terbit pada tanggl 6 Maret 1999.
Sebelum 6 Maret 1999, MOTOR Plus hanya edisi sisipan di tabloid Otomotif.
Baca Juga: Ingat Tragedi Road Race di Solo Tahun 1999? Panitia Jadi Korban
Baca Juga: Dewa Road Race Indonesia Ternyata Pernah Juara Gokart, Ini Faktanya
Pada MOTOR Plus edisi selipan, terdapat berita seputar balap nasional yang cukup seru diulik kembali.
Salah satunya si 'Kuncum' Hendriansyah dari Yamaha Pertamina Indonesia (YPI), jadi juara nasional seeded A bebek tune up 110 cc tahun 1999.
Setelah kembali menguasai seri kedua kejurnas road race 1998 di Park Kenjeran, Surabaya, Hendriansyah berhasil mengumpulkan 100 poin.
Di seri Kemayoran dan Kenjeran, juara kedua diraih bergantian Ade 'Ganteng' Taruna dan Ahmad 'Ompong' Jayadi.
Baca Juga: Terkuak, Alasan Kota Yogyakarta Lahirkan Banyak Pembalap Motor Top
Artinya kemampuan Hendri dan motornya memang di atas rata-rata lawannya.
"Sepanjang karir, ini motor paling enak dan mudah digeber," ujar Hendri yang saat itu masih kelas 2 SMA.
Padahal tahun 1997, Yamaha F1ZR sulit menandingi Suzuki Tornado.
Selang dua tahun, F1ZR gampang saja menggunting RG-Sports Malaysia yang dipacu pembalap sekaliber Dicky 'Jambret' Setiawan dan Rapied 'Kekar' Sugiarto.
Baca Juga: Ternyata Dari Sini Sumber Modal Awal Berdiri Hendriansyah Speed Shop
Termasuk mengekori si 'Flamboyan' Imanuddin dengan Kawasaki K-1.
Meski begitu, Ahmad Jayadi, Felix 'Ceking' Yulianto dan Ade Taruna masih sanggup menguntit Hendriansyah.
Tapi sisa 7 seri, ketiganya sulit membendung Hendri.
Setiap finish, ketiganya diekori 200 meter dan cuma bertarung perebutan posisi dua nasional.
Pasalnya, F1ZR Ahmad Jayadi cuma hasil tiruan F1ZR Daytona dan dirancang mekanik YPI.
Sedangkan RG-Sports Felix Yulianto dari Suzuki Daan Mogot (SDM) masih berkutat mencari format pas suspensinya.
Berikutnya, F1ZR milik Ade Taruna hanya memakai segelintir Daytona.
Hanya berkat gigihnya Ade, dia bisa bersaing.
Baca Juga: Buka-bukaan Kontrak Pembalap Underbone 2 Tak Era 90an, Ternyata Tidak Dibayar Uang
Motor Hendri diawali karburator Keihin 24 mm yang dipadu leher angsa aluminium.
Korekannya amboi, nyamuk saja kepleset saking halusnya.
Knalpot udang Daytona, pengelasannya nyata dikerjakan mesin canggih yang sulit ditemukan di Indonesia.
Bayangkan, bahan pelat knalpotnya cuma 0,6 mm, efisien meredam panas dan optimal mengolah turbulensi gas buang.
Baca Juga: Hendriansyah dan Ahmad Jayadi, Inilah Duel Paling Legendaris di Balap Motor Indonesia
Setang piston Daytona dikawinkan piston bebek Yamaha 110 SS Malaysia.
Selanjutnya suntikan magnet Daytona mampu mendongkrak sampai 14.000 rpm dari standar 8.500 rpm.
Pemindah daya akselerasi, dipasang 5 lembar pelat kopling Daytona pula.
Jangan heran, tenaga F1ZR melonjak 5 dk dari standar 10,7 dk.
Di trek anyar sepanjang 970 meter, trek lurus 350 meter dan 8 tikungan, Hendri cuma butuh 42,05 detik per putaran.
"Di ujung trek lurus mencapai 13.000 rpm dan top speed 170 km/jam," terang Hendri yang baru daftar di seeded A tahun 1999.
Bandingkan kitiran mesin F1ZR Jayadi, di ujung trek lurus terpatri 11.750 rpm di takometer digital sehingga fastest lap Jayadi lebih lambat 1 detik.
"Susah ngejar dia. Motor saya paling 160 km/jam," jujur Jayadi pada Hendriansyah.
Baca Juga: Ahmad Jayadi Cerita Duel Road Race Lawan Hendriansyah, Benarkah Kalah Motor?
Dahsyatnya mesin, ditopang suspensi jempol lewat sokbreker Daytona.
Sifat sokbreker ini cepat amblas, tapi lambat dan alot kembali ke posisi semula.
Seakan bantingannya selalu menyesuaikan sirkuit.
Di trek keriting Kenjeran, roda belakang tetap terpaku pada jalur.
Baca Juga: Mantap, Selain Motocross Rupanya Anak Dewa Road Race Ini Latihan Balap Aspal
Apalagi, ban belakang Dunlop 110/70 yang lumayan mahal saat itu, membuat F1ZR Daytona seakan menyatu dengan tubuh Hendri.
Artinya, dari berbagai sisi dan menikung sampai miring 70 derajat, motor ikut terus.
Ada dugaan, komponen Daytona Hendri beda dengan yang ada di pasaran.
"Di mana pun, pasti komponen dari pusatnya lebih unggul," bilang Nanang Gunawan dari MCC Foam Filter yang ikutan menyokong tim SDM.
Baca Juga: Kemal Agusmula Bachrie Mantan Mekanik Balap Dewa Road Race Indonesia
Hal tersebut langsung dibantah bos distributor Daytona, Alex Winata.
Menurutnya, semua komponen Daytona sama, setingan saja beda.
Katanya, sebenarnya ada 3 F1ZR rakitan Daytona Jepang, dua lainnya buat Haji Momo Harmono dan Jayadie.
Tapi belum sesuai iklim Indonesia dan masih di ruang devisi racing YPI.
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Niko Fiandri |
KOMENTAR