Kalau data pribadi kita tersebar oleh pinjol, maka konsekuensinya pemilik data pribadi tersebut akan dispam dengan promosi, iklan, atau pesan lainnya untuk meminjam uang.
"Kemudian, jika sekali masuk akan ditawarin data akan dijual atau disebar ke pinjol-pinjol lain, makanya kita sering dengar seseorang dikejar-kejar beberapa pinjol sekaligus," tuturnya.
Yerry berharap pemerintah dapat bertindak menekan pencurian dan penyebaran data pribadi ini.
Sebagai upaya tegas dan melindungi hak privasi warganya, terutama data-data privat soal finansial, seperti jumlah atau saldo tabungan.
Baca Juga: Dibagikan Bantuan Pemerintah Rp 3,55 Juta Plus Pinjaman Online Rp 10 Juta Per Orang Segara Ambil
Selain itu, tanda-tanda kebocoran data pribadi yakni ketika seseorang membeli suatu produk, maka muncul dapat banyak penawaran barang atau jasa yang sama.
Artinya, data pembelian barang/jasa yang harusnya bersifat pribadi tersebar ke mana-mana.
Karena itu, masyarakat harus berhati-hati saat melakukan aktivitas di internet, terutama yang berkaitan dengan data perbankan.
Tetapi, jika pihak pinjaman online sudah sampai menelepon berkali-kali yang termasuk spam, padahal orang tersebut tidak melakukan pinjaman sama sekali, maka satu-satunya cara yang disarankan yakni memblokir nomor pinjol itu.
"Langsung blok aja mendingan, pakai cara manual, karena enggak ada mekanisme untuk unsubscribe juga," ujar Yerry.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Video Viral Pinjaman Online Diduga Ancam Sebar Data Pribadi, Ini Kata Ahli IT dan OJK"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Indra GT |
KOMENTAR