MOTOR Plus-Online.com - 6 hari lagi bakal berlaku larangan mudik.
Larangan ini siap diberlakukan selama hampir 2 minggu.
Buntut dari larangan mudik memang diprediksi bakal membludaknya tempat wisata.
Hal tersebut yang yang membuat polisi ikut memantau tempat wisata.
Baca Juga: Mau Mudik ke Jawa Timur Siap-siap Ketemu Penyekatan, Ini Kata Polisi
Baca Juga: Penting 8 Wilayah Masih Izinkan Mudik Lokal, Ini Daftar Lokasinya
Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Istiono, mengatakan, hal ini dilakukan sesuai dengan yang tercantum dalam surat edaran (SE) dari Satgas Covid-19.
Selain itu menurutnya, pengawasan dilakukan agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan meski sedang berwisata.
“Termasuk mobilitas ke tempat wisata ini di Jawa Timur hanya wisata di area-area saja, tidak boleh keluar dari areanya,” ujar Istiono, dalam dikutip dari Kompas.com.
“Di tempat-tempat kabupaten juga menerapkan karantina selama lima hari bila ditemukan orang-orang yang terjangkit Covid-19. Kami awasi ketat tempat wisata ini,” kata dia.
Baca Juga: Makin Ketat, Kakorlantas Polri Sebut Pos Penyekatan Mudik Dijaga 24 Jam
Istiono menambahkan, dibukanya tempat wisata juga dikhususkan untuk turis lokal dengan pengawasan ketat.
Ia menegaskan akan terus mendukung kebijakan pemerintah yang menginginkan agar ekonomi tetap berjalan.
Namun sejalan dengan itu kesehatan juga perlu diperhatikan selama lebaran.
"Kami gelar swab antigen gratis di tempat wisata. Jadi ini penting ya, tempat wisata kami kelola hanya untuk lokal saja. Kalau ada dari luar wilayah itu ya tidak boleh. Nanti akan diatur kebijakan oleh wali kota atau gubernur,” terang Istiono.
Baca Juga: Mudik Lebaran 2021 Masih Boleh, Tapi Ada Syarat Berpergian Naik Motor atau Bus
Istiono juga mengatakan, terdapat lima titik penyekatan di daerah Jawa Timur yang disiapkan untuk menghalau pemudik.
Selain itu, dia berharap, kesadaran masyarakat untuk turut membantu dalam upaya menekan laju penyebaran Covid-19.
"Masyarakat diminta untuk tidak mudik terlebih dahulu. Operasi ketupat adalah operasi kemanusiaan,” kata Istiono.
“Tindakan di lapangan adalah persuasif dan humanis. Bila terjadi peningkatan Covid-19 di lapangan harus cepat dilakukan langkah-langkah harus berpedoman pada keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi,” ucap jenderal polisi bintang dua itu.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Erwan Hartawan |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR