MOTOR Plus-online.com - Ayo dipilih harta karun motor 2-tak teronggok di gudang.
Yup, kumpulan motor lawas dengan kondisi gress alias mulus memang jadi incaran para kolektor.
Makanya banyak yang berburu motor lawas, termasuk motor 2-tak mirip harta karun.
Dibilang mirip harta karun, soalnya motor 2-tak atau motor lawas punya nilai jual selangit.
Baca Juga: Harta Karun Teronggok Berdebu di Parkiran, Yamaha RX-King Bisa Ditebus Murah
Motor-motor era tahun 1990an memang kembali jadi incaran para pecinta motor.
Termasuk motor 2-tak tetap punya tempat sendiri di hati para penggemarnya.
Seperti kumpulan motor 2-tak di sebuah gudang ini.
Puluhan motor 2-tak diselimuti debu bikin para kolektor menangis.
Baca Juga: Buruan Disikat 29 Unit Motor Dilelang Murah, Ada Yamaha RX-King Edisi Spesial
Kumpulan motor lawas bak harta karun ini mejeng di sebuah gudang.
Mulai dari Yamaha RX-King, Yamaha Tiara, Vespa hingga Honda NSR yang jika motornya prima harganya bisa seharga City Car.
Selain itu, Terlihat banyak sekali varian Yamaha RX-Z, Kawasaki SSR, sampai Honda NSR SP.
Dijamin pasti ingin sekali membawa pulang satu unit saja ya, bro.
Baca Juga: Harta Karun Legendaris Disita Polisi di Solo, Ini Perjalanan Suzuki RGR 150 di Indonesia
Apalagi pamor Honda NSR di Indonesia ini sangat jarang dan mahal sekali bila ada.
Digudang ini malah dibiarkan begitu saja.
Kumpulan foto motor 2-tak ini diupload akun Instagram @otomotifweekly 1 April 2020.
Bikin penasaran, dimana sih tempat kumpulan harta karun ini?
Baca Juga: Jadi Motor Sitaan Polresta Surakarta, Yamaha RZR Masih Saudara dengan RX-King?
Menurut informasi, berbagai motor incaran para kolektor itu tersimpan rapi di sebuah gudang di Thailand.
"Ini adalah harta karun sesungguhnyaa bagi mereka pecinta roda dua" tulis akun itu.
"Sayangnya kenapa disana ditelantarkan ya..." lanjutnya sambil menyertakan titik poin Thailand.
Bagaimana para kolektor, mau berburu motor 2-tak sampai ke Negeri Gajah Putih atau cukup di Tanah Air saja?
View this post on Instagram
Source | : | instagram.com |
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR