MOTOR Plus-Online.com - Begini alasan saat isi bensin wajib turun dari motor.
Siapa nih pengendara motor sport ataupun matic bongsor yang mengisi bensin ogah turun dari motor?
Masih banyak pengendara yang tidak turun dari motor saat ini bensin dengan asalan tangki tidak berada di bawah jok motor.
Namun taukah bikers kalo hal tersebut malah membahayakan pengendara.
Baca Juga: Jangan Asal Isi Bensin Simak Motor-motor yang Gak Bisa Diisi Premium dan Pertalite
Baca Juga: Petugas Kaget Pemotor Kawasaki Ninja Beli Bensin Rp 1.000, Pertamina Langsung Bereaksi
Kepala SPBU Pertamina Cikini dan Pramuka, Paimin coba memberikan penjelasannya.
Menurutnya, kewajiban pengendara motor harus distandar dan turun dari motor adalah untuk menghindari penyebaran kalau terjadi percikan atau munculnya api.
“Untuk pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM), wajib mematikan mesin. Karena panas mesin disekitar area pengisian sangat berbahaya dan bisa menimbulkan kebakaran."
"Untuk roda dua pada saat pengisian BBM wajib standard dan turun dari motor,” kata Paimin, dikutip dari Kompas.com.
Ia menambahkan, ketika ada percikan api di sekitar atau di kendaraan pemilik akan panik dan membanting motornya.
Baca Juga: 2 Warna SPBU Pertamina, Kenali Artinya Jangan Asal Isi Bensin
Kemudian motor akan terjatuh karena tidak distandar dan api berpotensi menjadi besar.
“Saat panik, umumnya motor akan ditinggal begitu saja atau dijatuhkan. Pemilik akan kabur menjauhi sumber api tadi."
"Perilaku seperti ini yang ingin dihindari, karena potensi api tambah besar dan menyebar,” katanya.
Hal tersebut berbeda jika motor di standar dan pemiliknya turun dari kendaraan.
Seandainya ada kebakaran, pemilik hanya lari meninggalkan motor di tempat tapi tidak menyebar. Penangannya pun bisa lebih cepat.
Baca Juga: Bukan Mempersulit Bikers, Ini Alasan Kenapa Isi Bensin Motor Harus Turun
Selain itu, mesin kendaraan juga harus dimatikan.
Soalnya, mesin kendaraan merupakan unsur pematik api.
“Ketika didukung udara dan ada zat pembakaran yakni uap bensin, maka hanya butuh sepersekian detik dari keadaan normal untuk memicu api,” tutup Paimin.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Erwan Hartawan |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR