MOTOR Plus-online.com - Pembalap tim Petronas Yamaha SRT, Valentino Rossi menyebut motor MotoGP sekarang berbeda karena aerofairing.
Aerofairing memainkan peran yang semakin penting di MotoGP saat ini.
Ducati memimpin pada tahun 2015, ketika melengkapi prototipenya dengan sayap kecil alias winglet, yang mengawali sejarah baru.
Singkatnya, pabrikan lain juga mulai meniru solusi yang dibuat oleh Ducati dan melanjutkan pengembangannya sendiri, termasuk Yamaha.
Aerofairing menuntut pembalap untuk mengubah gaya balap mereka, hal baru ini juga diaplikasikan di wearpack baru Valentino Rossi.
“Gaya balap telah berubah dalam beberapa tahun terakhir,” kata Valentino Rossi.
“Yang terpenting, posturnya telah berubah. Sekarang Anda bersandar sangat dekat dengan motor. Kepala, bahu, dan siku mengarah sangat jauh ke depan," lanjutnya.
"Menurut pendapat saya, cara Anda berkendara di tikungan telah berubah. Balapan di sirkuit jadi berbeda," sebut Rossi.
Baca Juga: Buka-bukaan, Andrea Dovizioso Tunggu Keputusan Rossi, Maksudnya Apa?
Baca Juga: 10 Pembalap MotoGP Paling Banyak Menang, Marquez Siap Salip Rossi
"Dengan motor ini, ban ini, dan rem ini, Anda bisa berbelok lebih cepat di tikungan."
"Anda membalap berbeda dari lima tahun yang lalu,” ungkapnya.
Sulit untuk mengatakan sejauh mana aerodinamika memengaruhi gaya balap, karena prototipe berubah dari tahun ke tahun di setiap bidang teknis, mulai dari sasis, mesin, hingga ban.
“Tapi saya tidak yakin bagian mana yang dimainkan aerodinamis,” lanjut Valentino Rossi.
"Beberapa rekan pembalap telah memperhatikan bahwa motor MotoGP dengan flap lebih stabil, tetapi membutuhkan lebih banyak tenaga ketika mengubah arah," singkatnya.
Baca Juga: Jelang Masa Pensiun, Valentino Rossi Bangun Taman Hiburan Yellow Park
Seperti setiap elemen yang baru-baru ini diperkenalkan, aerodinamika juga memiliki pro dan kontra.
Jika di satu sisi memungkinkan untuk meningkatkan performa, di sisi lain dapat menimbulkan beberapa masalah saat mengubah arah.
“Aerodinamis memungkinkan akselerasi yang lebih baik. Anda mencapai tikungan berikutnya dengan kecepatan lebih dan memiliki beban lebih di roda depan," jelas Rossi.
"Jadi Anda bisa mengerem lebih keras. Motornya lebih liar dalam perubahan arah. Jadi Anda membutuhkan lebih banyak tenaga,” tutupnya.
Source | : | tuttomotoriweb.it |
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR