“Tak seperti motor lainnya, AR 125 aplikasi Rotari Reedvalve Intake System atau biasa disebut RRIS," jelas Sinyo, panggilan akrab Arthur.
"Jadi, sistem pemasukan bahan bakarnya memadukan antara rotari dengan reedvalve,” tukasnya.
Kelebihannya, bahan bakar akan lebih presisi terutama di rpm tinggi, makanya dipakai di motor GP125 dan GP250.
Dipadu transmisi 6-percepatan, top speed Kawasaki AR 125 tembus 130 km/jam, dahsyat ya.
Bikin geger lagi, adalah penggunaan pendingin mesin cairan alias radiator, beda dengan motor di eranya kan.
Terakhir, Kawasaki AR 125 sebenarnya tersedia varian pelek palang alias cast wheel.
Sayangnya pelek palang hanya dijual di Thailand dan Malaysia, namun peleknya banyak yang dipakai pemilik Binter AR 125 di Indonesia.
Baca Juga: Ini Motor Pertama yang Pakai Monoshock di Indonesia, Rupanya Mbah-nya Ninja
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR