MOTOR Plus-Online.com - Gawat pemerintah akan setop penjualan motor yang masih menggunakan bensin.
Hal ini sejalan dengan program pemerintah yakni net zero emission.
Net zero emssion nanti bakal menggunakan mesin yang memanfaatkan energi baru dan terbarukan (EBT).
Penyetopan akan dimulai sekitar dua dekade dari sekarang.
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tarif, motor yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) akan dihentikan penjualannya pada 2040.
Gak cuma motor, mobil yang masih menggunakan bensin akan dihentikan penjualannya lima tahun berikutnya.
"Transformasi menuju net zero emission menjadi komitmen bersama kita paling lambat 2060," kata Arifin dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM.
Dalam mencapai target nol emisi, pemerintah mengendepankan 5 prinsip utama.
Yaitu peningkatan pemanfaatan EBT, pengurangan energi fosil, kendaraan listrik di sektor transportasi, peningkatan pemanfaatan listrik pada rumah tangga dan industri, dan pemanfaatan Carbon Capture and Storage (CCS).
Baca Juga: Mirip Yamaha RX-King Tapi Anti Minum Bensin, Motor Listrik Ini Harganya Selangit
Baca Juga: Siap-siap Kawasaki Bakal Meluncurkan Motor listrik Mulai Tahun Segini
"Kami telah menyiapkan peta jalan transisi menuju energi netral mulai tahun 2021 sampai 2060 dengan beberapa startegi kunci," terang Arifin.
Arifin pun menjelaskan beberapa tahapan pemerintah menuju capaian target nol emisi.
Sebagai contoh pada tahun 2021, pemerintah akan mengeluarkan regulasi dalam bentuk Peraturan Presiden terkait EBT dan retirement coal.
"Tidak ada tambahan PLTU baru kecuali yang sudah berkontrak maupun sudah dalam tahap konstruksi," ucapnya.
Di tahun 2022, akan ada Undang-Undang EBT dan penggunaan kompor listrik untuk 2 juta rumah tangga per tahun.
Selanjutnya, Dibangunnya interkoneksi, jaringan listrik pintar (smart grid) dan smart meter akan hadir di tahun 2024 dan bauran EBT mencapai 23 persen yang didominasi PLTS di tahun 2025.
Pada tahun 2027, pemerintah akan memberhentikan stop impor LNG dan 42 persen EBT didominasi dari PLTS.
Sementara di 2030, Arifin optimistis jaringan gas bisa menyentuh 10 juta rumah tangga, kendaraan listrik sebanyak 2 juta (mobil) dan 13 juta (motor), penyaluran BBG 300 ribu, pemanfaatan Dymethil Ether dengan penggunaan listrik sebesar 1.548 kWh/kapita.
Baca Juga: Muncul Motor Listrik Mirip Yamaha RX-King, Tampang Retro Harga Bikin Kaget
"Semua PLTU tahap pertama subcritical akan mengalami pensiun dini di tahun 2031," tutur Arifin.
Di tahun 2040, bauran EBT sudah mencapai 71 persen dan tidak ada PLT Diesel yang beroperasi, Lampu LED 70 persen,tidak ada penjualan motor konvensional, dan konsumsi listrik mencapai 2.847 kWh/kapita.
Selanjutnya pada 2045, pemerintah mewacanakan akan ada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama.
"Kita juga mempertimbangkan penggunaan energi nuklir yang direncanakan dimulai tahun 2045 dengan kapasitas 35 GW sampai dengan 2060," tambahnya.
Selanjutnya, bauran EBT diharapkan sudah mencapau 87 persen di 2050 dibarengi dengan tidak melakukan penjualan mobil konvensional dan konsumsi listrik 4.299 kWh/kapita.
Terakhir, pada 2060 bauran EBT telah mencapai 100 persen yang didominasi PLTS dan Hydro.
Baca Juga: Gokil, Motor Listrik TVS Sukses Isi Baterai Di Titik Wilayah Tertinggi Dunia Bro!
Serta dibarengi dengan penyaluran jaringan gas sebanyak 23 juta sambungan rumah tangga, kompor listrik 52 juta rumah tangga, penggunaan kendaraan listrik, dan konsumsi listrik menyentuh angka 5.308 kWh/kapita.
Source | : | Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral |
Penulis | : | Erwan Hartawan |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR