MOTOR Plus-Online.com - Yamaha memberikan pilihan warna dan grafis baru untuk All New Aerox 155.
Yamaha mengungkapkan desain dan warna baru ini selaras dengan perkembangan dan tren yang ada.
Selain itu, warna ini sebagai respon dari keinginan konsumen yang ingin tampil lebih sport dan agresif.
Apalagi kita tau All New Aerox 155 Connected Version sudah meluncur setahun lalu.
“Warna dan striping baru yang menyelimuti tubuh motor tersebut, membuatnya tampil semakin sporty dan stylish, sehingga menghadirkan rasa bangga maksimal bagi pengendaranya,” ungkap Antonius Widiantoro, Manager PR, YRA & Community, PT Yamaha Indonesia Motor Mfg dalam rilis resminya.
Sentuhan yang paling terlihat pada tubuh All New Aerox 155 Connected dapat dilihat pada grafis tulisan “Aerox” yang terletak di sisi kiri dan kanan bodi motor.
Jika dibandingkan dengan desain sebelumnya, ukurannya kini menjadi lebih besar,
Selain itu terdapat tambahan variasi berupa garis gradien berwarna yang memberi kesan energik.
Baca Juga: Kolaborasi Prostreet dan Yamaha Jabar Sulap All New Aerox 155 Connected Tampil Hedon
Baca Juga: Beneran Nih, Yamaha Aerox 155 Yang Sudah Upgrade Mesin Minim Kena Kode 12?
Bodi belakang juga disematkan grafis stripping yang lebih panjang.
Membentang dari tengah hingga bagian ekor guna memberikan kesan sporty yang lebih kental.
Khusus untuk All New Aerox 155 Connected berkelir Matte Black with Cyan, peleknya juga mengadopsi warna Cyan Solid.
Warna Cyan saat ini telah diadopsi pada MT-25.
Sedangkan untuk varian tertinggi, yaitu All New Aerox 155 Connected ABS, perubahan terletak pada grafis yang kini menjadi lebih minimalis.
Striping berkelir emas yang sebelumnya ada pada bagian fairing, bodi belakang dan cover depan hilang.
Striping horizontal di sisi kiri dan kanan bodi diganti dengan grafis sederhana.
All New Aerox 155 Connected version dengan warna dan livery baru saat ini telah tersedia di diler.
Tipe standar seharga Rp 25.900.000 sedangkan Connected ABS dibanderol Rp 29.400.000.
Penulis | : | Erwan Hartawan |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR