MOTOR Plus-online.com - Heboh uang koin Rp 1000 kelapa sawit dijual ratusan juta rupiah, kolektor akhirnya buka suara.
Beberapa waktu lalu uang koin Rp 1000 kelapa sawit memang jadi bahan pembicaraan.
Uang yang terdiri dari dua warna silver dan gold ini harga jualnya cukup mahal.
Di beberapa toko online banyak ditawarkan uang koin Rp 1000 kelapa sawit dengan harga yang beragam.
Tapi apa benar uang koin Rp 1000 kelapa sawit dengan dua warna ini bisa laku ratusan juta rupiah?
Di beberapa toko online, uang koin dengan beragam tahun pembuatan dipasang harga sampai ratusan juta rupiah.
Terpantau di beberapa situs jual beli online, harganya mencapai Rp 100 jutaan dan Rp 300 juta.
Padahal, harga uang koin tersebut sebenarnya gak segitu mahalnya, bahkan jauh banget.
Kolektor di YouTube Seputar Coin bilang, harga yang pertama dibeberkannya adalah di kisaran Rp 2.500 - Rp 3.300.
Kemudian, uang koin tersebut sudah terjual 10 ribu koin dari kota Jakarta Timur.
Lalu harga kedua adalah Rp 2.500 - Rp 3.600 yang juga terjual lebih dari 10 ribu di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Harga yang ketiga, yaitu di kisaran harga Rp 3.500 dan sudah terjual 5 ribu lebih koin dari kota Depok.
Harga yang keempat, yaitu di kisaran harga Rp 3.500 rupiah dan sudah terjual 10 ribu lebih koin dari Jakarta Utara.
Selanjutnya harga yang kelima masih sama di kisaran harga Rp 3.500 rupiah.
Bahkan, uang tersebut sudah terjual 3 ribu lebih koin, dari Jakarta Pusat.
Harga yang terakhir diselidiki oleh pria ini yaitu harga tertinggi dengan banyak pemebeli yaitu Rp 4.000 rupiah.
Baca Juga: Bisa Diambil di Bank BRI Uang Bantuan Rp 1 Juta, Penyaluran Sampai Bulan Desember 2021
Adapun uang tersebut sudah terjual 252 koin dari kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Ia juga menyampaikan penontonnya agar tidak mudah tertipu dengan harga uang koin yang fantastis.
Selain itu, pun menyarakan untuk menanyakan seputar harga ke para kolektor uang.
Lebih jelasnya, brother bisa tonton videonya di bawah ini.
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR