MOTOR Plus-online.com - Begini pengakuan warga setelah batal nonton Asia Talent Cup 2021 (ATC 2021) di Sirkuit Mandalika.
Seperti yang brother tahu, gelaran Asia Talent Cup 2021 diundur dari penjadwalan.
Seharusnya, ATC 2021 di Sirkuit Mandalika digelar antara tanggal 12-14 November 2021.
Namun terpaksa ditunda ke minggu depan, tepatnya 19-21 November berbarengan dengan WSBK Indonesia 2021.
Hal itu disampaikan Head of Marketing Mandalika Grand Prix Association (MGPA), Aji Aditra Perdana.
"Sebenarnya kita punya empat race, dua di minggu ini, dua di minggu depan." ucapnya dikutip dari Kompas.com.
"Kita satukan pekan depan langsung empat race," lanjutnya.
Penundaan ajang ATC 2021 tersebut mendapat komentar dari beberapa pihak.
Baca Juga: Bikin Geger, Pengakuan Kakak Dari Marshal Asia Talent Cup 2021 Di Sirkuit Mandalika
Baca Juga: BREAKING NEWS: Bikin Sakit Hati Marshal Sirkuit Mandalika, Dyan Dilato Mundur Dari MGPA
Termasuk warga yang sudah berada di tribun penonton Sirkuit Mandalika sejak siang hari.
Seperti yang diungkapkan salah satu warga Mataram, Amri.
"Kita antre supaya bisa masuk ke mari. Nah setelah masuk ke mari kita tanpa pemberitahuan apa pun tiba-tiba dibatalkan, kita enggak tahu bagaimana," ungkapnya.
"Yang sangat kita sesalkan masyarakat yang mau nonton hidung dicolok-colok, sampai sini dibatalkan. Tahu gini kita enggak usah ke mari," tambahnya.
Baca Juga: Terungkap, Ini Penyebab Asia Talent Cup 2021 di Sirkuit Mandalika Ditunda, Karena Marshal?
Menurut Amri, semestinya perhelatan seperti ATC harus dilaksanakan secara profesional.
"Apa mungkin karena gratis makanya dibatalkan. Bikin sesuatu itu yang profesional apa pun itu. Jadi supaya masyarakat tidak kecewa," kata Amri.
Kekecewaan juga dirasakan Ezi warga Lombok Tengah. Ezi mengatakan, sudah berada di lokasi sejak pukul 11.00 Wita.
"Kalau memang dibatalkan kenapa tidak semenjak awal tadi diinformasikan," keluhnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Warga Batal Nonton ATC di Sirkuit Mandalika: Apa karena Gratis Makanya Dibatalkan"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR